Kawula Muda, siapa nih yang pengen banget dapet penghasilan dari karyanya?
Kawula Muda, YouTube berjanji akan membagikan US$10.000 atau setara dengan Rp143 jutaan tiap bulannya untuk kreator konten di YouTube Shorts.
Melansir The Verge, YouTube Shorts juga telah menyediakan US$100 juta atau setara dengan Rp1,4 triliun hingga tahun depan, dengan pembayarannya akan dimulai bulan ini.
Rupanya program Shorts Fund ini akan hadir dengan konsep yang sangat berbeda dengan YouTube Monetization.
Jika kreator konten YouTube biasa akan mendapatkan uang dari iklan yang dipasang di depan video, Shorts akan memberikan "uang kaget" ini sesuai dengan kinerja dan performa kamu sebagai kreator konten.
Artinya, konsistensi dan ide dari konten-konten itulah yang menentukan apakah kamu bisa mendapatkan penghasilan lebih dari Shorts Fund atau tidak.
Berapa banyak video yang dibuat, dan berapa banyak penonton yang menikmati video kamu juga menjadi salah satu faktor utamanya.
Kreator konten diminta untuk membuat video orisinal yang belum pernah diunggah sebelumnya di aplikasi pesaing seperti TikTok, Reels, dan Snapchat.
Video yang memiliki watermark juga nantinya akan didiskualifikasi secara otomatis, lho, Kawula Muda.
Kenyataannya, skema pembayaran ini juga bisa ditemukan di aplikasi pendahulu Shorts, seperti TikTok dan Snapchat. Dengan program ini, tentunya bisa menghasilkan kreator konten yang lebih kreatif dalam menyajikan videonya.
“Tujuan kami di sana adalah untuk memberikan suara kepada setiap pencipta,” ungkap Neal Mohan kepada Decoder, Selasa (3/8/2021).
Mohan kembali menambahkan, “Jika pembuat konten ingin melakukannya melalui film dokumenter berdurasi dua jam tentang topik tertentu yang mereka sukai, maka YouTube adalah tempat yang tepat untuk itu Jika mereka ingin melakukannya melalui video 15 detik, yang menggabungkan hit favorit mereka dari artis musik favorit mereka, tentu Shorts jawabannya.”
Melansir TEMPO.co, program Shorts Fund ini baru tersedia di sepuluh negara, yaitu Amerika Serikat, Brasil, India, Indonesia, Jepang, Meksiko, Nigeria, Rusia, Afrika Selatan, dan Inggris Raya. Sementara itu, negara lain dipastikan akan menyusul di masa yang akan datang.