Lo pernah kirim fax ga, Kawula Muda?
Gen Z adalah generasi yang dikenal akrab dengan teknologi. Namun, rupanya generasi ini melupakan cara penggunaan peralatan sederhana seperti scanner, printer, hingga mesin fotokopi, Kawula Muda!
Hal tersebut pun diceritakan oleh seorang generasi Z, Garret Bemiller (25), seorang pekerja kantor percetakan di New York, Amerika Serikat. Lewat publikasi Guardian, ia mengaku tidak mengerti cara kerja mesin printer.
“Alat seperti scanner dan mesin fotokopi sangatlah sulit,” tuturnya. Ia pun menceritakan bahwa ketika pertama kali mencoba mesin fotokopi, kertas yang muncul dari mesin adalah kertas kosong.
“Butuh waktu bagiku untuk mengerti bahwa aku perlu meletakan kertas secara terbalik (di mesin fotokopi) agar benda itu bekerja,” tambahnya.
Pekerja Gen Z memang cenderung mampu mengoperasikan ponsel dan laptop dengan baik. Namun, tahun-tahun teknologi yang semakin canggih tersebut malah membuat mereka lupa akan pengoperasian teknologi sederhana.
Sebut saja teknologi seperti mesin scan, printer, mesin fax, hingga mesin fotokopi yang sebenarnya akrab dengan dunia perkantoran. Bahkan, ada pula di antara mereka yang tidak tahu menahu mengenai tombol apa yang perlu ditekan jika ingin menyalakan dan mematikan komputer.
Di sisi lain, mengutip Fortune, sebuah survei dilakukan oleh Dell untuk mengukur keterampilan teknologi anak muda berusia 18 hingga 26 tahun. Pada hasilnya, diketahui satu per tiga generasi Z merasa sekolah mereka tidak memberikan pendidikan teknologi yang dibutuhkan pada masa bekerja.
“56% hanya menerima pendidikan yang sangat mendasar maupun tidak memiliki pelatihan digital sama sekali,” tambah hasil penelitian tersebut.
Padahal, memahami teknologi konvensional memerlukan waktu yang cukup lama karena terdiri atas komponen rumit. Memiliki ilmu yang diberikan ketika duduk di bangku pendidikan tentu dapat membantu.
Di sisi lain, rasa praktis yang disukai oleh gen Z tidak menjadikan printer dan alat-alat lainnya sebagai favorit mereka. Hal itu pun diakui oleh Simon, seorang konten kreator yang melakukan wawancara dengan Guardian.
Bagi Simon, media sosial yang sangat praktis melelehkan semangat otak untuk belajar. Berbagai aplikasi di masa kini memang sangat mudah digunakan sehingga anak muda juga berharap segalanya menjadi mudah.
“Butuh waktu lima detik untuk mempelajari cara menggunakan TikTok,” katanya.
Namun, di sisi lain, alat seperti printer cukup rumit untuk dioperasikan. Karena itulah, tak heran printer bisa dilengkapi dengan buku manual yang cukup tebal agar dapat dimengerti, Kawula Muda!
“Anda tidak memerlukan buku instruksi, seperti yang Anda lakukan dengan printer. Konten sangat mudah diakses sekarang,” lanjutnya.