Inggris terancam akan menjalani pertandingan kandang tanpa penonton akibat kerusuhan yang terjadi di final Euro 2020 lalu.
UEFA akan menggelar sidang kedisiplinan pada hari Senin terkait tindakan indisipliner yang dilakukan oleh fans Inggris di final Euro 2020 lalu.
Fans Three Lions dilaporkan berkelahi dengan petugas kepolisian saat mereka mencoba masuk ke Stadion Wembley pada event yang digelar pada 11 Juli tersebut.
Badan sepak bola Eropa, UEFA, langsung membuka proses disipliner atas pelanggaran keamanan tersebut dua hari setelah pertandingan dimainkan.
Sementara pihak Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA), membuat tinjauan independen seminggu kemudian. Mereka mengatakan pihaknya bertekad untuk memastikan kejadian serupa tidak akan pernah bisa terulang.
Pada final Euro 2020 tersebut, ratusan penggemar masuk ke Wembley tanpa tiket setelah area di sekitar stadion memadat beberapa jam sebelum kick-off.
Bahkan, banyak yang duduk di area khusus yang disediakan untuk kerabat para pemain yang bertanding. UEFA kemungkinan akan fokus meninjau terkait prosedur keamanan yang diterapkan FA sudah memadai atau belum. Dengan dibukanya sidang kedisiplinan ini, Inggris terancam tampil tanpa penonton di pertandingan kandang mereka.
Belum usai pengusutan kasus ini, insiden kembali terjadi di Wembley. Pada kualifikasi Piala Dunia di Wembley melawan Hungaria pada Selasa kemarin, kembali terjadi bentrok antara penonton dan petugas.
Kasus indisipliner juga terjadi di laga antara Albania vs Polandia. Pertandingan tersebut harus ditunda selama 20 menit setelah pemain Polandia dilempari oleh fans Albania.
Mengenai kasus tersebut, FIFA sudah membuka penyidikan, baik untuk pertandingan Inggris vs Hungaria maupun Albania vs Polandia.
"Menyusul analisis laporan pertandingan, FIFA telah membuka proses disipliner sehubungan dengan pertandingan Inggris vs Hongaria dan Albania vs Polandia kemarin," kata juru bicara FIFA.
"Sekali lagi, FIFA mengutuk keras insiden di kedua pertandingan dan ingin menyatakan bahwa posisinya tetap tegas dan tegas dalam menolak segala bentuk kekerasan serta segala bentuk diskriminasi atau penyalahgunaan."
"FIFA memiliki sikap toleransi nol yang sangat jelas terhadap perilaku menjijikkan seperti itu dalam sepak bola."