Sejak dulu kegemilangan Honda selalu dihadirkan pebalap mereka.
Terakhir kali Honda Racing Corporation memiliki motor sempurna, adalah NSR 500 milik Mick Doohan dan RC211V milik Valentino Rossi. Setelahnya, hanya Stoner dan Marquez yang bisa menjinakkan kuda besi mereka.
Hal ini dapat dilihat ketika Marc Marquez cedera, Honda gagal memenangkan balapan MotoGP. Mereka dipaksa menunggu sang jawara kembali dari cedera untuk mengambil alih podium di Sachsenring.
NSR 500 adalah motor yang sempurna. Setelah Doohan pensiun di tahun 1999, giliran Alex Criville dan Valentino Rossi yang membawa Honda kembali pada kejayaan di kelas 500cc.
Setelah kelas MotoGP naik ke 800cc, Honda menemukan masalah baru. Meskipun menggandeng Dani Pedrossa, mereka harus menunggu Casey Stoner untuk kembali membawa titel juara ke Tokyo.
Stoner sendiri seperti prototip dari Marquez, pebalap unik yang ekstrim dan bisa menutupi kekurangan motornya dengan sense dan bakat mereka. Lucunya, ketika pebalap asal Australia itu memutuskan pensiun di tahun 2012, Marc Marquez hadir untuk menggantikannya.
Kemudian, sejarah seperti kembali terulang. Marquez selalu tampil di podium teratas tiap balapan, meskipun tanpa rekan setimnya. Pada akhirnya, Dani Pedrossa harus tenggelam karena prestasi gemilang juniornya. Di antara tahun 2013 dan 2019 saja, Marquez berhasil menyabet 6 kemenangan dari 7 musim!
Alhasil, Honda melakukan apapun untuk membuat jagoannya tetap di tim mereka, termasuk kontrak 4 tahun dengan banyak 0 di dalamnya. Namun, nasib mereka berubah setelah Marquez cedera di tahun lalu.
Masalah lain kembali muncul, tak ada yang bisa menggantikan peran Marquez, bahkan pada bidang development! Jorge yang sudah pergi, menyisakan rookie Alex Marquez dan Cal Crutchlow yang sedang berkutat cedera dan mempertimbangkan untuk pensiun.
Praktis, Honda hanya memiliki Takaaki Nakagami dengan pengalaman yang belum mumpuni. Sebenarnya masih ada Stefan Bradl, sang mantan juara dunia Moto2 tahun 2011.
Namun, pengalaman Bradl tidak sebagus Dani maupun Jorge. Akhirnya Honda harus tercecer di klasemen, dan kualitas Nakagami terbukti jauh dari Marquez. Marquez yang absen di Qatar, bahkan tetap bisa finis 10 peringkat di atas Nakagami. Jangankan untuk memahami bagaimana RC213 bekerja, Marquez harus fokus memulihkan fisiknya terlebih dahulu.
Hal tersebut membuat pengembangan mesin terbaru mereka, RC213V, tertunda. Tak menutup kemungkinan Honda akan sedikit longgar dan tidak mengejar podium di 2022 untuk mengakomodasi pulihnya Marc Marquez.
Saat ini, Marc Marquez akan kembali fokus menyesuaikan diri dengan motornya di sisa kompetisi. Setelah semuanya membaik, Marc akan kembali mengemban tugasnya: menyelamatkan Honda.