Opening Olimpiade Paris Tampilkan Parodi 'Perjamuan Terakhir', Penyelenggara Minta Maaf

Kontroversi abis yaa...

Penampilan Kontroversial untuk Opening Olimpiade Paris 2024 (The Wrap)
Mon, 29 Jul 2024

Penyelenggara Olimpiade Paris meminta maaf atas penampilan parodi "Perjamuan Terakhir" karya Leonardo da Vinci dalam upacara pembukaannya, Kawula Muda.

Meskipun demikian, penyelenggara tetap memberikan bantahan kalau konsepnya tidak bermaksud menghina apa pun.

Sebagai Informasi, lukisan Da Vinci yang terkenal itu memberikan visual saat di mana Yesus Kristus mengungkapkan bahwa salah satu rasulnya akan mengkhianatinya.

Pihak penyelenggara menyatakan bahwa penampilan yang dipertunjukkan dengan latar belakang Sungai Seine, sebenarnya untuk menginterpretasikan tema Dionysus dan menyoroti "absurditas kekerasan di antara umat manusia." 

Dalam upacara hari Jumat di Debilly Bridge, DJ dan produser Barbara Butch, yang merupakan ikon LGBTQ+ yang menyebut dirinya sebagai "love activist", menyajikan penampilan yang mencolok.

Butch mengenakan hiasan kepala perak yang tampak seperti lingkaran cahaya saat merayakan di atas jembatan yang melintasi Sungai Seine, dikelilingi oleh seniman drag, penari, dan performer lainnya di kedua sisinya.

Penampilan Opening Olimpiade Paris 2024 yang menyerupai lukisan "The Last Supper" (The Bridge)

Penyajian parodi adegan keagamaan ini dirancang untuk memicu refleksi mendalam tentang isu-isu sosial dan budaya kontemporer yang relevan dengan masyarakat global saat ini.

Panitia terpaksa meminta maaf setelah pertunjukan itu memicu kemarahan dari umat Katolik, kelompok Kristen, dan politisi konservatif di seluruh dunia.

Juru bicara Paris 2024, Anne Descamps, menanggapi hal tersebut dalam konferensi pers Komite Olimpiade Internasional pada hari Minggu (28/07/2024).

"Kami tidak berniat merendahkan kelompok agama mana pun. Upacara pembukaan bertujuan untuk merayakan toleransi masyarakat. Kami rasa tujuan itu sudah tercapai, tapi jika ada yang tersinggung, kami mohon maaf." ucap Anne Descamps, dikutip dari The Guardian pada Senin (29/07/2024).

Prancis memiliki warisan Katolik yang mendalam, namun juga terkenal dengan tradisi sekularisme dan anti-klerikalisme yang kuat. Di negara ini, penistaan agama dianggap legal dan sering kali dilihat sebagai bagian penting dari kebebasan berbicara. 

Direktur artistik acara, Thomas Jolly, menjelaskan setelah pertunjukan bahwa adegan yang ditampilkan tidak dimaksudkan untuk meniru "Perjamuan Terakhir." 

Menurut Jolly, adegan tersebut dirancang untuk merayakan keragaman dan merayakan tradisi pesta serta keterampilan kuliner khas Prancis. Dia menekankan bahwa tujuan utama adalah menyoroti kekayaan budaya Prancis dan bukan untuk menyamakan dengan perayaan religius tertentu.

Berita Lainnya