Udah liat videonya belum, Kawula Muda?
Seorang pelari bernama Nasra Abubakar Ali yang berasal dari Somalia mencuri perhatian di gelaran FISU World University Games 2023 di Chengdu, China sebab membutuhkan waktu lebih dari 20 detik untuk menyelesaikan lomba lari 100 meter, jadi pelari terlama dalam sprint 100 meter.
Dalam cabang lari cepat atau sprint tersebut, Nasra membutuhkan waktu hampir dua kali lebih lama dari pemenang untuk berkompetisi dalam perlombaan tersebut.
Kejadian ini jelas mencuri perhatian dunia. Nasra bahkan disebut mencetak sejarah dengan menjadi pelari sprint 100 meter terlama.
Beredar sebuah dugaan jika sprinter itu adalah kerabat dari Ketua Federasi Atletik Nasional Somalia, melansir CBC.
Melalui video-video yang beredar di media sosial, Nasra disebut ‘memalukan’ bagi Somalia.
Dalam balapan kualifikasinya, Nasra terlihat langsung tertinggal dari pelari lain dan mencapai garis finis dengan jeda 10 detik dari pemenang.
Tidak hanya itu, banyak warganet yang mempertanyakan kredibilitas Nasra sebagai atlet. Pasalnya, gesture Nasra saat berlari pun terlihat berbeda dengan atlet lainnya, seperti yang berasal dari Jepang dan Brazil.
Nasra terlihat bingung bagaimana cara berbaris di garis start dan tidak dapat berlari cukup cepat untuk tetap berada di depan kamera.
Nasra diketahui menyelesaikan lari 100 meter dalam waktu 21,81 detik. Hal tersebut membuat banyak orang bertanya-tanya bagaimana bisa seorang pelari yang tidak pernah berkompetisi di ajang besar dan tampak tidak terlatih mampu berkompetisi di panggung internasional yang begitu besar, menurut Forbes.
Daily Somalia bahkan menyebut penampilan Nasra adalah yang paling lambat dalam sejarah acara tersebut.
Pengguna media sosial pun kemudian mencari tahu siapa Nasra yang bisa mengikuti Olimpiade kelas dunia tersebut.
Seorang warganet menemukan unggahan Facebook yang tampaknya menunjukkan jika Nasra adalah keponakan dari Khadija Adan Dahir, Wakil Presiden Senior Federasi Atletik Somalia.
Khadija bahkan disebut sempat mengucapkan selamat kepada sang keponakan melalui unggahan di media sosial. Dituliskan Sport Bible, Khadija mengucapkan selamat kepada Nasra Abubakar karena telah masuk tim sprint.
Hal ini kemudian memunculkan tuduhan nepotisme kepada Somalia, sebab biasanya Somalia dan Afrika Timur memiliki budaya lari yang kuat dan kerap membawa pulang medali emas di kompetisi internasional.
Menanggapi hal ini, Menteri Olahraga Somalia disebut melakukan penyelidikan tentang bagaimana Nasra dipilih.
Menteri Pemuda dan Olahraga Somalia Mohamed Barre Mohamud secara terbuka meminta maaf pada Rabu, (02/08/2023) melansir The Guardian.
"Apa yang terjadi hari ini bukanlah perwakilan dari rakyat Somalia... kami meminta maaf kepada rakyat Somalia,” katanya melansir BBC.
Mohamed mengatakan jika kementeriannya tidak tahu bagaimana Nasra yang berusia 20 tahun tersebut terpilih untuk bertanding.
Kementerian Olahraga juga disebut telah menskors Ketua Asosiasi Atletik Somalia, Khadija Aden Dahir sebagai orang yang mengirim Nasra ke kompetisi tersebut.
Sebab, Serikat Universitas Somalia mengatakan pihaknya tidak mengirim pelari ke China sebagai bagian dari tim resmi Somalia, melansir BBC.
Saat ini, sanksi yang diberikan oleh Kementerian Olahraga Somalia adalah meminta Komite Olimpiade Somalia untuk memboikot Ketua Federasi Atletik Somalia Khadija Aden Dahir lantaran Nasra Abukar memiliki kaitan kekeluargaan.
"Kementerian Olahraga secara terpisah merilis pernyataan kepada Komite Olimpiade untuk menindak ketua federasi atletik Khadija Aden Dahir menyusul dugaan kekerabatan dengan Nasra Abukar dan diberi izin berkompetisi," tulis CBC.
Meski begitu, belum diketahui sanksi apa yang akan diberikan kepada Nasra.