Pihak olimpiade banyak diprotes karena 'meloloskan' Kamila, Kawula Muda!
Walaupun terkena kasus doping, atlet skater asal Rusia, Kamila Valieva, tetap diperbolehkan mengikuti Olimpiade dengan catatan tidak mendapat medali walau menang.
Panitia Olimpiade mungkin menghadapi kontroversi terbesar di Olimpiade musim dingin ini mengingat Kamila (15) merupakan salah satu atlet skater terbaik di dunia.
Dikutip dari New York Times, mereka berencana menahan medali di setiap cabang skater yang menempatkan Valieva di posisi tiga besar. Panitia juga dikabarkan akan mengundur upacara medali hingga kasus doping Kamila selesai, walaupun mungkin membutuhkan waktu berbulan-bulan.
Menanggapi keputusan tersebut, banyak protes yang didapatkan panitia Olimpiade. Hal itu dikarenakan kehadiran Kamila di dalam ring es saja sudah menjadi ketidakadilan bagi para atlet yang tidak menggunakan doping.
“Ini semua sangat tidak adil,” tutur Adam Rippon, mantan skater Olimpiade yang kini menjadi pelatih skater AS Mariah Bell untuk Olimpiade dikutip dari NYT, Rabu (16/02/2022).
“Dan sekarang ini juga tidak adil bagi seluruh partisipan karena Olimpiade kini terbungkus dalam kontroversi suatu negara yang tidak bermain sesuai aturan,” tambahnya.
Hal yang sama turut diserukan oleh Badan Anti-Doping Dunia yang kembali mempertanyakan komitmen terhadap keadilan. Kepada eksekutif komite AS, Sarah Hirshland menyebut atlet Olimpiade yang terbukti bersih telah dirampas hak-nya untuk bersaing di lapangan dengan setara.
Adapun atlet lari asal Amerika, Sha’Carri Richardson yang sebelumnya tidak diperbolehkan mengikuti Olimpiade Tokyo akibat positif doping, menyerukan protes di media sosialnya.
“Bisakah kita mendapat jawaban yang solid tentang perbedaan situasinya (Kamila) dan saya? Ibuku meninggal dan saya tidak bisa berlari walaupun diunggulkan untuk menempati posisi tiga besar,” tulis Sha’Carri di akun Twitternya pada Senin (14/02/2022).
“Satu-satunya perbedaan yang saya lihat adalah saya seorang wanita muda berkulit hitam,” tambahnya.