Menpora Zainudin Amali mengungkapkan alasan Indonesia mendapat teguran dari WADA.
Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali, angkat bicara setelah Indonesia mendapat teguran dari Badan Anti-Doping Dunia (WADA). Teguran itu karena Indonesia dianggap tidak patuh standar antidoping.
WADA memasukkan tiga negara ke dalam daftar yang tidak patuh. Selain Indonesia, dua negara lain Korea Utara serta Thailand.
Hal itu lantaran ketiga negara lalai menerapkan sampel yang efektif. Mereka gagal memenuhi prosedur yang diterapkan oleh WADA.
Menanggapi hal itu, Amali menilai pandemi Covid-19 menyulitkan melakukan tes tersebut. Menurutnya, akan dilakukan pengiriman sample dari PON Papua.
"Memang benar kita mendapatkan surat dari WADA itu tentang dianggap ketidakpatuhan. Ini yang menyebabkan berkurangnya jumlah sample yang dikirim ke Lab anti-doping di Qatar," ujar Amali.
"Sedangkan untuk tahun 2021 masih akan diharapkan dari sample yang diambil saat PON XX Papua. Ini lebih pada pengiriman sample. Karena pengiriman sample kita memang merencanakan akan memberikan sample pada tahun 2020."
"Nah itu dalam surat kami yang sudah dikirim tadi itu sudah dijelaskan PON masih berlangsung. Artinya dari PON ini kita bisa banyak sample dan apa yang sudah direncanakan itu, insya Allah akan terpenuhi," imbuhnya.
Saat ini pihak WADA memang masih memberikan waktu untuk proses klarifikasi. Namun, andai gagal memenuhi syarat Indonesia terancam mendapat sanksi.
Adapun sanksi paling parah adalah seperti Rusia yang tidak bisa mengirimkan wakil ke Olimpiade. Atau Indonesia bisa dicabut haknya untuk menjadi tuan rumah ajang internasional.