Roman Abramovich resmi melepas Chelsea sebagai dampak dari konflik yang terjadi di Rusia dan Ukraina.
Roman Abramovich, mantan Gubernur Chukotka selama 8 tahun dan pria di balik keberhasilan Chelsea dalam 19 tahun terakhir resmi melepas pengaruhnya terhadap The Blues. Kabar ini muncul dari laman resmi milik Chelsea.
Memanasnya kondisi Rusia dan Ukraina kabarnya menjadi alasan utama triliuner asal Rusia itu harus rela melepas klub yang sangat dicintainya. Abramovich dikabarkan memiliki kedekatan dengan Putin, hal tersebut membuat dirinya mendapat sanksi tidak boleh lagi tinggal di Britania Raya.
"Kondisi di Ukraina sangat menyedihkan. Seluruh pihak Chelsea FC mendukung mereka semua korban di Ukraina. Semua anggota klub mendoakan kedamaian untuk mereka," tulis Chelsea di laman resmi mereka.
Abramovich mengambil keputusan ini guna melindungi reputasi Chelsea dari kondisi di Ukraina. Nama Abramovich memang dimasukkan ke dalam kategori orang yang juga harus mendapat sanksi dari pemerintah Inggris.
"Saya selalu mengambil keputusan yang memang terbaik buat klub ini. Saya tetap berkomitmen untuk hal ini. Karena itu, hari ini saya memutuskan untuk menyerahkan segala kepengurusan klub ke Chelsea's Charitable Foundations," tulis Abramovich
"Saya percaya mereka memiliki visi yang sama untuk melakukan hal apapun yang terbaik untuk klub, staf, dan fans," pria kelahiran Rusia itu menambahkan.
Kabar mengejutkan ini datang beberapa jam sebelum Chelsea bertanding melawan salah satu rival mereka, Liverpool di Final Carabao Cup. Jika Chelsea menang ini akan menjadi Piala Carabao ke empat bagi The Blues.
Selama 19 tahun kepemilikannya, Abramovich dianggap sukses mengubah Chelsea menjadi raksasa Eropa. Bersama Abramovich, Chelsea mengoleksi 21 piala di lemari mereka.