Perlu gak nih ada VAR?
Video Assistant Referee atau biasa disebut VAR belakangan ini rupanya menjadi polemik tersendiri bagi sebagian penikmat sepakbola. Pasalnya, meskipun mempermudah wasit untuk lebih bisa mengetahui kejadian sebenarnya di dalam lapangan, namun keberadaan VAR dinilai mengurangi keseruan dalam sepak bola.
Pada Piala Dunia 2022 Qatar, penggunaan VAR sudah diterapkan sejak laga pembuka antara tuan rumah Qatar melawan Ekuador. Pada laga tersebut, gol dari Enner Valencia di menit-menit awal pertandingan dianulir oleh wasit karena striker Ekuador tersebut dianggap berada dalam posisi offside setelah wasit melihat hasil rekaman dari VAR.
Tak terkecuali pada Piala Dunia 2022 Qatar, keberadaan VAR ini juga sempat menjadi perbincangan hangat lantaran adanya keputusan yang dianggap cukup kontroversial terjadi dalam pertandingan-pertandingan awal Piala Dunia kali ini. Keputusan wasit yang paling ramai diperbincangkan tentu adalah gol dari Lautaro Martinez, striker Argentina yang dianulir oleh wasit lantaran adanya offside tatkala Argentina berhadapan dengan negara minyak, Arab Saudi.
Laga yang berakhir dengan skor 1-2 untuk Arab Saudi ini digelar di Lusail Stadium, Doha, Qatar. Lionel Messi berhasil melesakkan 15 tembakan hanya berhasil membuat 6 tembakan mengarah ke gawang dan 1 yang dianggap menjadi sebuah gol. Argentina juga harus menerima kenyataan bahwa 3 gol lain yang berhasil disarangkan ke gawang Arab Saudi harus dianulir wasit dengan satu alasan yang sama, offside.
Salah satu gol yang dianulir oleh Slavko Vinčić, wasit tersebut melihat tayangan ulang melalui VAR. Gol penyerang Inter Milan tersebut dianggap offside lantaran bahunya condong lebih maju ketimbang pemain terakhir Arab Saudi. Insiden ini tergolong ke dalam aturan khusus yang dibuat oleh IFAB (International Football Association Board) tentang offside dalam Pasal 11 Laws of the Game 2022/23. Poin 1 membahas tentang “Posisi Offside” yang menjelaskan bahwa seorang pemain berada dalam posisi offside jika setiap bagian dari kepala, badan, atau kaki berada di setengah lapangan lawan (tidak termasuk garis tengah) dan lebih dekat ke garis gawang lawan daripada bola dan lawan kedua terakhir.
Sayangnya, belakangan kembali ramai diperbincangkan bahwa keputusan wasit berdasarkan VAR atas dianulirnya gol Lautaro pada menit ke-27 ketika Argentina melawan Saudi Arabia seharusnya sah. Dilansir dari Sport Bible, sebuah akun Twitter bernama Andres Yossen menjelaskan mengapa gol tersebut seharusnya sah.
Melalui sebuah unggahan foto, dalam laga ini terlihat VAR menunjukkan bahwa 'gol pertama' striker Inter Milan itu sebetulnya berada di posisi on-side. Dalam unggahan sebuah akun Twitter tersebut tampak bek Arab Saudi, Yasser Alshahrani, membuat posisi Martinez tetap on-side.
“Citra gol Lautaro Martínez dianulir karena off-side. FIFA membuat kesalahan besar. Jika kita melihat koordinat itu, tidak otomatis off-side, ada pemain dari Arab di belakang orang terakhir,” tambahnya. Alih-alih menggunakan seluruh garis off-side, mereka hanya menggunakan pemain yang paling dekat dengan Lautaro. Mereka membuat "aturan dan perubahan baru" pada VAR untuk Piala Dunia, tetapi itu hanya memperburuknya,” ujar Andreas Yossen.
Tidak hanya Argentina, Jerman juga harus merasakan hal yang serupa ketika ditaklukkan oleh Jepang pada hari Rabu, 23 November 2022 lalu. Pada laga itu Jerman juga harus tunduk dari Jepang dengan skor 1-2. Di laga tersebut, gol dari Kai Havertz di menit ke 45+4 harus dianulir lantaran dianggap berada dalam posisi offside.
VAR sendiri merupakan sebuah prosedur bantuan teknologi untuk membantu asisten wasit meninjau tayangan ulang sebuah insiden dalam pertandingan sepak bola. Dilansir dari sci.news, Teknologi ini menggunakan cuplikan film dari kamera sisi lapangan, yang menjadikan operator VAR dapat melihat aksi dari sudut yang berbeda dan kemudian memberikan penilaian mereka. Hasil tinjauan dari rekaman video melalui VAR inilah yang nantinya akan menjadi bahan pertimbangan wasit utama terhadap insiden di lapangan.
Penggunaan VAR dalam sebuah pertandingan sepak bola di bawah FIFA sebenarnya sudah mulai dilakukan pada 2012 oleh Liga Belanda. Namun keberadaan VAR sebagai sebuah prosedur hukum dalam pertandingan sepak bola baru diresmikan pada 2018 dan mulai digunakan pada Piala Dunia 2018 di Rusia.
Meskipun VAR merupakan teknologi yang dipergunakan untuk membantu wasit membuat keputusan atas apa yang terjadi di lapangan, namun nyatanya, bagi sebagian penikmat sepak bola VAR justru merusak tradisi yang ada dan mengurangi keseruan dalam pertandingan. Salah satu pundit sepakbola, Tim Vickery juga mempertanyakan apa poin dari keberadaan VAR.
Kalo menurut lo sendiri gimana Kawula Muda, perlu enggak sih ada VAR?