Hai Kawula Muda, tetap jaga prokes ya!
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini buka suara tentang merebaknya cacar monyet di tengah membaiknya tren Covid-19 dunia.
Dikutip dari Reuters, kemungkinan cacar monyet berpotensi menjadi pandemi disebut WHO relatif kecil. Risiko kesehatan global cacar monyet saat ini berada di kategori ‘risiko sedang’. Namun, tidak menutup kemungkinan risikonya menjadi tinggi jika sifat virus cacar monyet mengalami perubahan signifikan.
Hingga 26 Mei 2022, WHO mencatat 257 kasus konfirmasi cacar monyet dan 120 kasus yang suspek. Jumlah ini dilaporkan dari 23 negara yang tidak masuk daftar wilayah endemi.
Kabar baiknya, belum ada korban jiwa yang dilaporkan sejauh ini. Baru-baru ini banyak negara mendadak melaporkan kasus cacar monyet. Hal ini ditengarai WHO dikarenakan penularan cacar monyet dalam waktu yang lama tidak terdeteksi.
Epidemiolog dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Windhu Purnomo memperkirakan status cacar monyet tidak akan menjadi pandemi karena vaksin untuk penyakit ini sudah ada.
“Kemungkinan cacar monyet jadi pandemi seperti Covid-19 sepertinya tidak. Alasannya karena sudah ada vaksinnya, jadi tidak perlu ada penelitian untuk mencari vaksinnya,” ujar Windhu, Minggu (29/5/2022).
Cacar monyet sebenarnya sudah sejak lama ada di dunia, yaitu sejak 1970-an di Afrika Tengah. Di Indonesia sendiri penyakit ini sudah musnah sejak 1980 lalu. Artinya, masyarakat Indonesia yang berusia di atas 45 tahun ke atas sudah aman karena sebelumnya telah mendapatkan vaksinasi cacar.
Windhu menjelaskan, vaksin cacar juga bisa digunakan untuk melawan monkeypox. Kendati demikian, masyarakat yang belum mendapatkan vaksin cacar memiliki risiko tertular penyakit ini.
Cacar monyet menular melalui kontak dekat, sehingga relatif mudah dikendalikan melalui tindakan seperti isolasi diri dan kebersihan. Sebagian besar kasus yang dilaporkan sejauh ini lebih banyak terdeteksi di Inggris, Spanyol, dan Portugal.