Hai Kawula Muda, Covid-19 kian bermutasi dan menyebar dengan cepat, ayo terus taati prokes!
Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan, mutasi virus corona yang pertama kali ditemukan di Inggris kini telah menyebar ke 50 wilayah di dunia. Sementara itu, jenis varian baru yang diidentifikasi di Afrika Selatan kini telah ditemukan di 20 wilayah di dunia.
Melansir ndtv, Rabu (12/1/2021), badan kesehatan di bawah PBB itu juga menjelaskan, varian baru yang “mengkhawatirkan” juga ditemukan di Jepang dan bisa memengaruhi respons imun tubuh.
Dalam rilisnya, WHO menjelaskan peluang virus bernama resmi SARS-CoV-2 itu bermutasi semakin besar seiring dengan penyebarannya yang semakin pesat.
WHO juga menegaskan, transmisi yang saat ini berada di level tinggi membuat kita harus siap dengan varian baru yang lain.
Berdasarkan catatan yang ada, sejak pertama kali dilaporkan pada 14 Desember, varian baru virus corona inggris VOC 202012/01, ditemukan di 50 negara, teritori, dan Kawasan.
Hasil tes menunjukkan distribusi usia dan jenis kelamin mirip dengan varian Covid-19 yang selama ini beredar. Selain itu, hasil pelacakan kontak memaparkan transisibilitas yang lebih tinggi ketika indeks kasus menunjukkan VOC 202012/01.
Sementara itu, varian baru Covid-19 kedua yang ditemukan di Afrika Selatan pada 18 Desember 2020 dan dikenal sebagai 501Y.V2 dilaporkan telah menyebar ke 20 negara.
Dalam laporan mingguan, berdasarkan investigasi awal dan lanjutan, WHO menjelaskan varian 501Y.V2 lebih menular dibanding dari jenis sebelumnya.
Varian Covid-19 Jenis baru ini memang tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah. Namun, karena penularannya yang cepat membuat sistem kesehatan kewalahan.
Belum lagi masyarakat yang mulai meremehkan keberadaannya, sehingga kian abai dengan protokol kesehatan.
Pada 9 Januari 2021, Badan PPB juga melaporkan adanya varian baru Covid-19 ketiga yang ditemukan di Jepang.
Dilansir AFP, Rabu (13/1/2021), varian itu ditemukan pada dua orang dewasa dan dua anak, yang semuanya turis asal Brasil.
Disebutkan, varian ini mempunyai 12 mutasi pada spike (mahkota) protein, termasuk tiga mutasi yang ditemukan pada VOC 202012/01 dan 501Y.V2.
WHO menerangkan, mutasi tersebut bisa menyebabkan dampak pada tingkat transmisi maupun respons imun tubuh yang terinfeksi. Badan kesehatan dunia itu menuturkan, peneliti mereka di Brasil melaporkan varian serupa, yang sepertinya berkembang secara independen daripada yang terdeteksi di Jepang.
Untuk mengetahui dampak dan signifikansi varian baru ini terhadap kesehatan publik WHO membutuhkan penyelidikan lebih lanjut.