WHO: Cacar Monyet Tak Perlu Vaksin

Hai Kawula Muda! Berikut update terbaru mengenai cacar monyet

Ilustrasi suntik vaksin booster Covid-19. (FREEPIK)
Tue, 24 May 2022


Virus Cacar Monyet atau monkeypox virus (MPXV) kian mengkhawatirkan, pasalnya penyebaran virus tersebut semakin meluas hingga Eropa dan Amerika.

Organisasi kesehatan dunia atau WHO beranggapan bahwa belum ada kebutuhan yang mendesak terkait vaksinasi cacar monyet yang kini telah menyebar di beberapa negara.

Richard Peabody selaku pemimpin tim patogen ancaman tinggi di WHO Eropa menjelaskan kepada Reuters bahwa pasokan antivirus atau vaksin relatif terbatas, lebih lanjut, Peabody menjelaskan bahwa vaksin yang digunakan untuk cacar monyet memiliki dampak yang signifikan, sehingga langkah paling tepat untuk meminimalisir penyebaran cacar monyet saat ini adalah menjaga kebersihan dan perilaku seksual yang aman.

"Langkah-langkah utama untuk mengendalikan wabah adalah pelacakan kontak dan isolasi," ujar Peabody.

Sementara itu peneliti masih mencari asal usul penyebaran virus tersebut, apakah ada perubahan virus sehingga penyebarannya kian masif.

Saat ini mulai banyak temuan kasus cacar monyet diidap oleh laki-laki yang berhubungan dengan sesama jenis.

Tetapi menurut WHO, dugaan ini mungkin disebabkan karena golongan tersebut cenderung lebih sering berobat atau lebih mudah mengakses pemeriksaan kesehatan seksual.

Ilustrasi cacar monyet (Istockphoto/CactuSoup)

Sebagian besar kasus ditemukan belum berkaitan dengan perjalanan ke Afrika, sebagian lagi masih belum teridentifikasi.

Sementara itu di Belgia sudah menerapkan aturan karantina selama 21 hari bagi yang sudah teridentifikasi cacar monyet.

Sebagai tambahan cacar monyet mulanya berasal dari benua Afrika, seperti namanya cacar monyet berasal dari hewan monyet. Kasus ini kemudian pertama kali ditemukan pada manusia di tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo. Hingga kini cacar monyet sudah menyebar di belahan dunia lain dan penyebarannya masih menjadi misteri.

Berita Lainnya