Hai Kawula Muda, waspada cacar monyet di sekitar kita ya!
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, berlanjutnya penularan cacar monyet di seluruh dunia dapat membuat virus mulai berpindah ke kelompok berisiko tinggi, seperti perempuan hamil, orang dengan gangguan kekebalan tubuh, dan anak-anak.
Dilansir Reuters, Rabu (30/6/2022), Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam pengarahan daring dari Jenewa mengkhawatirkan penularan terjadi pada kelompok berisiko tinggi tersebut.
"Saya khawatir tentang penularan yang berkelanjutan karena itu akan menunjukkan bahwa virus itu membangun diri dan dapat berpindah ke kelompok berisiko tinggi termasuk anak-anak, orang dengan gangguan kekebalan, dan perempuan hamil," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Hal itu juga dikarenakan ia mulai menemukan beberapa anak yang sudah terinfeksi virus cacar monyet.
Melansir dari laman resmi organisasi kesehatan dunia (WHO), cacar monyet dapat menyebabkan komplikasi, seperti infeksi kulit, pneumonia, kebingungan dan infeksi mata dapat menyebabkan kehilangan penglihatan.
Sekitar 3 sampai 6 persen dari kasus yang dilaporkan menyebabkan kematian di negara-negara endemik, seringkali pada anak-anak atau orang yang mungkin memiliki kondisi kesehatan lain.
Berikut 3 kelompok yang paling berisiko tertular cacar monyet antara lain:
Menurut data WHO, setidaknya sudah ada lebih dari 3.400 kasus cacar monyet dengan satu kematian sejak wabah terdeteksi pada awal Mei lalu. Sebagian besar kasus terjadi di Eropa dan ditemukan pada pria yang berhubungan seks dengan sesama.
Pada pekan lalu, WHO memutuskan bahwa cacar monyet tidak termasuk dalam kondisi darurat kesehatan masyarakat. Namun, pihaknya meminta tiap negara untuk tetap menerapkan kewaspadaan tinggi.