Yuk, jaga kesehatan baik-baik, Kawula Muda :)
Sebuah video yang mempertunjukkan nasi minyak di Surabaya viral lewat media sosial. Pada video tersebut, terlihat minyak jelantah dalam jumlah besar yang disiramkan kepada bebek goreng hingga ayam goreng berbumbu.
Tak hanya itu, sayur kubis dan sambalnya turut diguyur dengan minyak goreng jelantah, Kawula Muda! Narasi yang diberikan pun sangat menggoda. Kombinasi bumbu rempah dan gurihnya minyak jelantah disebut membuat makanan tersebut terasa lebih lezat dan mengeluarkan bau khas yang gurih.
@tiktok_kulineran Nasi Minyak 🥲 #kuliner #fyp #kulinertiktok ♬ suara asli - tiktok_kulineran
“Tapi harus mimin akui sih minyak goreng jelantah gini nih yang bikin nasi jadi semakin gurih. Apalagi dipaduin dengan bebek goreng yang empuk dan berempah kayak gini,” demikian narasi pada salah satu video yang diunggah pada akun TikTok @Tiktok_kulineran.
Terdapat berbagai komentar yang diberikan oleh warganet terhadap video tersebut. Ada yang tertarik untuk mencobanya, tetapi ada pula yang malah takut dengan risiko kesehatan yang ditimbulkan. "Kolesterol auto full senyum," tulis salah satu warganet.
Walau sekilas terasa sangat enak, rupanya bahaya yang mengintai tidak kalah banyak, Kawula Muda! Pada dasarnya, minyak goreng jelantah adalah minyak bekas yang telah dipakai berulang kali dan mengalami pemanasan dalam suhu tinggi.
Apabila terus dikonsumsi, minyak goreng yang katanya ‘gurih’ tersebut dapat menimbulkan berbagai bencana. Hal itu pun disetujui oleh dokter spesialis penyakit dalam RSI Jemursari, dr Ardyarini Dyah Savitri SpPD seperti dikutip dari Detik.
"Bisa meningkatkan kadar kolesterol dan bisa mengakibatkan berbagai penyakit. Contohnya jantung koroner yang paling ditakutkan. Apalagi minyak jelantah. Minyak yang sering dipakai dan dipanaskan itu bisa mengubah minyak dan bisa mengakibatkan kanker bisa jika dikonsumsi," kata dr Ardyarini pada Kamis (19/01/2023).
Kolesterol itulah yang berpotensi menjadi racun utama dalam tubuh manusia. Apabila memiliki kolesterol yang terlampau tinggi, seseorang dapat mendapat penyakit jantung koroner, stroke, diabetes, hipertensi, hingga kanker.
Minyak yang terus menerus dipanaskan pun dapat bersifat karsinogen atau pemicu kanker. Hal itu dikarenakan penggunaan minyak jelantah tersebut dapat meningkatkan senyawa hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) dan aldehida yang meningkatkan potensi tumbuhnya sel kanker.
Walau begitu, dunia kedokteran bukan berarti melarang masyarakat memakan makanan dengan minyak jelantah. Sebaiknya, makanan tersebut dikonsumsi jarang-jarang saja.
"Yang sejenis nasi minyak yang full jelantah memang sebaiknya lebih jarang dikonsumsi. Mungkin sebulan sekali," ujar Ketua Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Jawa Timur, Agus Sri Wardoyo, seperti dikutip dari Republika.
Hal yang terpenting adalah, apabila ingin mengonsumsi kuliner seperti itu, masyarakat perlu mengimbanginya dengan asupan sayuran dan olahraga.