Tanggapan kalian apa Kawula Muda??
Baru-baru ini, kasus kekerasan yang melibatkan CEO Brandoville Studios menggegerkan publik dan mengejutkan banyak orang di industri kreatif.
Kasus dugaan kekerasan yang diduga dilakukan oleh terduga pelaku CL terhadap karyawannya telah dilaporkan ke Polres Metro Jakarta Pusat.
Kemarin, salah satu korban, CS (27 tahun), telah menjalani pemeriksaan untuk memberikan keterangan. Mantan karyawan Brandoville Studios tersebut diperiksa oleh penyidik Polres Metro Jakarta Pusat selama delapan jam.
CS mengungkapkan bahwa ia pernah dihukum naik turun tangga lima lantai sebanyak 45 kali pada tahun 2023.
CS juga mengaku dipaksa untuk pindah ke tempat tinggal dekat kantor agar lebih mudah dihubungi, dan harus masuk kerja pukul 06.00 pagi serta melapor langsung ke CL.
Selain itu, CS juga menceritakan pernah ditampar oleh CL hingga telinga kirinya mengalami tinnitus atau berdenging.
Polres Jakarta Pusat telah memeriksa Brandoville Studios, lokasi di mana diduga terjadi kekerasan dan eksploitasi terhadap mantan karyawan.
Pemeriksaan ini merupakan langkah lanjutan setelah kesaksian korban viral di media sosial.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Pusat, Ajun Komisaris Besar Muhammad Firdaus, menyatakan bahwa pemeriksaan di lokasi kejadian dilakukan pada hari Jumat, 13 September 2024, sekitar pukul 14.00 WIB
“Kami melakukan pengecekan mengenai berita viral yang tersebar di media sosial yang terjadi di Jalan Sumenep Nomor 23 Kelurahan Menteng, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat,” ucap Firdaus dalam keterangannya, dikutip dari Tirto, Selasa (17/9/2024).
Dalam pemeriksaan tersebut, tim yang ditugaskan mengumpulkan informasi dari saksi-saksi di sekitar lokasi kejadian.
Kepolisian mendapatkan informasi bahwa Brandoville Studios adalah perusahaan yang bergerak di industri gim dan animasi, yang telah beroperasi sejak tahun 2019.
Selain itu, Brandoville Studios mempekerjakan sekitar 80 karyawan, yang terdiri dari pria dan wanita.
“Setahu saksi, pemilik tempat tersebut milik orang asing (Cina). Untuk karyawan laki-laki dan perempuan kurang lebih berjumlah 80 karyawan dan untuk jam pulang karyawan tidak sama, paling cepat pukul 18.00 WIB dan paling lama pukul 04.00 WIB,” ucap Firdaus.
Tidak hanya sekadar kekerasan verbal, dugaan diskriminasi agama, rasisme, pemerasan terkait gaji karyawan, dan seksisme juga terjadi di lingkup kerja tersebut. Hal ini justru semakin menambah tekanan dan ketidaknyamanan pekerja.
Menurut laporan, kekerasan ini telah berlangsung selama beberapa bulan, tetapi baru mulai terungkap di publik setelah puncaknya terjadi pada awal September 2024.
Pada saat itu, sejumlah karyawan merasa tidak tahan lagi dan akhirnya memilih untuk melaporkan perlakuan yang mereka alami.
Sebagai perusahaan kreatif yang seharusnya menjadi tempat berkembang dan berkreasi, justru lingkungan kerja di sana berubah menjadi penuh tekanan dan ketakutan akibat tindakan tidak pantas dari CEO.
Banyak karyawan merasa kehilangan semangat kerja dan mengalami gangguan mental akibat perlakuan yang diterimanya.
Dugaan alasan di balik tindakan kekerasan ini berkaitan dengan tekanan tinggi yang dirasakan oleh CEO untuk mencapai target perusahaannya.
Saat ini, manajemen Brandoville Studios sedang melakukan investigasi internal untuk menyelidiki lebih lanjut kasus ini. Perusahaan mengklaim akan mengambil tindakan yang tepat untuk menangani masalah ini dan memberikan keadilan bagi karyawan yang telah menjadi korban.
Namun, banyak pihak mendesak agar CEO segera bertanggung jawab atas tindakannya dan memberikan klarifikasi terkait situasi yang terjadi.
Publik pun menantikan hasil dari investigasi yang sedang dilakukan, berharap akan ada perubahan positif dalam lingkungan kerja di perusahaan tersebut.
Dengan perhatian media dan publik yang semakin meningkat, diharapkan CEO Brandoville Studios segera bertanggung jawab atas tindakan yang telah merusak kondisi mental dan fisik karyawannya.
Skandal ini tidak hanya mencoreng nama perusahaan, tetapi juga mencerminkan masalah serius yang harus segera diatasi dalam dunia kerja, terutama di industri kreatif.