Hai Kawula Muda, pray for NTT.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 128 orang meninggal dunia akibat bencana banjir dan longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Minggu (4/4/2021).
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan, data tersebut dirangkum dari Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB hingga Senin (5/4/2021) pukul 23.00 WIB.
“(Meninggal dunia) dengan rincian Kabupaten Lembata 67 orang, Flores Timur 49, dan Alor 12,” kata Raditya Jati melalui keterangann tertulis, Selasa (6/4/2021).
Sementara itu, untuk pengungsi, secara rinci ada 2.019 keluarga atau 8.424 warga. Jumlah pengungsian terbesar berada di Kabupaten Sumba Timur yaitu 7.212 jiwa (1.803 KK), Lembata 958 orang, Rote Ndao 672 jiwa (153 KK), Sumba Barat 284 orang (63 KK) dan Flores Timur 256 orang.
“Orang hilang mencapai 72 orang, dengan rincian Kabupaten Alor 28 orang, Flores Timur 23, dan Lembata 21,” kata Raditya menambahkan.
Raditya juga mengatakan bahwa pemerintah daerah terus memutakhirkan data dari kaji cepat di lapangan. Warga yang mengungsi tersebar di lima kabupaten di wilayah Provinsi NTT.
Raditya menyebut, bencana banjir bandang dipengaruhi cuaca buruk berupa siklon tropis. Kondisi tersebut berdampak di delapan wilayah administrasi kabupaten dan kota antara lain Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Malaka, Lembata, Ngada, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao, dan Alor.
BNPB turut mencatat kerugian materil yang diakibatkan cuaca ekstrem di NTT ini antara lain 1.962 unit rumah terdampak, 119 unit rumah rusak berat (RB), 118 unit rumah rusak sedang (RS) dan 34 unit rumah rusak ringan (RR), sedangkan fasilitas umum (fasum) 14 unit RB, 1 RR, dan 84 unit lain terdampak.
Kerusakan tersebut dengan rincian di Kota Kupang 10 unit rumah rusak sedang dan 657 unit rumah terdampak.
Kemudian di Kapubaten Flores Timur 82 unit rumah rusak berat, 34 unit rumah rusak ringan, 97 unit rumah terdampak dan delapan unit fasum rusak berat.
Di Kabupaten Malaka, 1.154 unit rumah terdampak dan 65 fasum terdampak. Di kabupaten Ngada 4 unit rumah rusak berat, dua unit rumah rusak sedang, dan 1 fasum terdampak.
Kabupaten Sumba Barat sebanyak 54 unit rumah terdampak, di Kabupaten Sumba Timur tujuh fasum terdampak, di Kabupaten Rote Ndao 12 unit rumah rusak berat.
Kemudian di Kabupaten Alor, 21 unit rumah rusak berat, 106 unit rumah rusak. Di Kabupaten Alor, 21 unit rumah rusak berat, 106 unit rumah rusak sedang, 6 fasum rusak berat, 1 fasum rusak ringan, dan 11 fasum terdampak.
“Cuaca ekstrem akibat siklon tropis Seroja masih berpotensi terjadi di kawasan Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam beberapa hari ke depan,” kata Raditya.