Hai Kawula Muda, ayo di rumah saja kalau tidak ada yang penting dan mendesak.
Kian tak terkendalinya kasus positif Covid-19 di Indonesia, termasuk di Jawa Tengah, membuat Gubernur Ganjar Pranowo mencanangkan gerakan “Jateng di Rumah Saja” yang akan diberlakukan pada 6 dan 7 Februari 2021.
Gerakan itu pun telah tertuang dalam SE Gubernur Jateng bernomor 443.5/00019333 tentang Peningkatan Kedisiplinan dan Pengetatan Protokol Kesehatan pada Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Tahap II.
SE tersebut juga telah disampaikan kepada seluruh pemerintah daerah di Jateng sebagai dasar membuat regulasi di kota/kabupaten masing-masing.
Gubernur yang juga aktif bermedia sosial ini pun membagikan kebijakannya lewat akun Twitter miliknya.
“Saudara-saudaraku. Hanya 2 hari ya. Ya, dua hari tanggal 6 & 7 Februari, saya minta panjenengan semua di rumah saja,” cuit Ganjar, Kamis (4/2/2021).
Ia juga menambahkan penjelasan lebih lanjut tentang gerakan “Jateng di Rumah Saja” yang ditujukan untuk menekan penularan Covid-19.
“Tidak ada yang keluar di jalan. Jangan bepergian, jangan liburan, apalagi membuat kerumunan. Karena sudah terlalu banyak tenaga kesehatan yang meninggal, sudah terlalu banyak kiai, orang tua, guru, teman, tetangga, dan saudara kita yang tiada. Maka empati ini kita tunjukkan dengan menahan diri 2 hari saja,” cuitnya lagi.
Meski diharapkan warganya mau berpartisipasi dalam gerakan dua hari di rumah saja, Ganjar Pranowo masih memberi ruang bagi orang-orang yang berkecimpung di beberapa sektor tertentu.
Sesuai SE yang beredar, tertulis sektor yang diperbolehkan beraktivitas ialah sektor esensial, seperti kesehatan, kebencanaan, keamanan, energi, komunikasi, dan teknologi informasi, keuangan, perbankan, logistik dan kebutuhan masyarakat, perhotelan, konstruksi, industri strategis, pelayanan dasar, utilitas publik, dan industri yang ditetapkan sebagai objek vital nasional.
Ganjar juga memberi kelonggaran kepala daerah untuk menyesuaikan regulasi dengan kondisi dan kearitfan lokal daerah masing-masing.
Disebutkan, yang akan ditutup pada gerakan “Jateng di Rumah Saja” adalah car free day, penutupan jalan, toko/mal, pasar, destinasi wisata dan pusat rekreasi, pembatasan hajatan dan pernikahan (tanpa mengundang tamu), serta kegiatan lain yang memunculkan potensi kerumunan (seperti pendidikan, event, dll).
Dalam dua hari pelaksanaan nanti, aparat TNI, Polri, dan Satpol PP diminta menggelar operasi yustisi. Kemudian camat, lurah, dan kepala desa juga diminta meningkatkan peran Jogo Tonggo.
Jogo Tonggo juga berfungsi mendukung pelaksanaan 3T (testing, tracing, treatment). Namun, sanksi bagi pelanggar tidak dicantumkan dalam SE Gubernur Jawa Tengah.
Tak hanya mengajak warganya diam di rumah, Ganjar juga meminta agar pelaksanaan vaksinasi dipercepat. Sang gubernur juga ingin ada percepatan penambahan tempat tidur untuk pasien Covid-19 di rumah sakit milik pemerintah dan rumah sakit swasta.
Tertulis dalam SE, ia juga akan berusaha meningkatkan pengoperasionalan tempat isolasi khusus atau terpusat bagi warga yang menderita Covid-19 tanpa gejala atau gejala ringan untuk dikelola sesuai ketentuan yang berlaku dengan menggunakan fasilitas dan aset pemerintah dan hotel.
Seperti banyak diberitakan, sejumlah kepala daerah di Jawa Tengah menanggapi gerakan “Jateng di Rumah Saja” ini dengan berbeda-beda.
Wali kota Solo FX Hadi Rudyatmo sempat mengutarakan kalau gerakan tersebut tidak akan efektif jika hanya dilakukan dua hari. Namun, akhirnya ia mengambil keputusan untuk mencoba menerapkan gerasakan tersebut.
Hal senada juga diungkapkan Bupati Batang Wihaji. Menurut dia, menutup tempat keramaian tidak serta merta menurunkan angka penularan Covid-19. Ia juga memutuskan untuk tidak menutup semua pusat keramanan selama gerakan yang dicanangkan Gubernur belangsung.
Baginya, yang terpenting adalah protokol kesehatan yang diperketat. Itu yang akan ia terapkan dalam menjalankan SE gubernur, diterapkan sesuai dengan suasanan lokal Batang.
“Sekali lagi, mari kita di rumah saja dua hari ini. Saya tidak memaksa, pun tidak ada sanksi dan denda. Ini sebuah gerakan, untuk mengetuk kesadaran bersama. Semacam hening cipta yang agak lama, sebagai wujud empati dan hormat kita pada para pahlawan Covid yang gugur mendahului kita,” cuit Ganjar Pranowo kembali mengajak warganya untuk menyukseskan gerakan “Jateng di Rumah Saja”.