Kawula Muda, sebelumnya UGM sudah terlibat dalam pengembangan vaksin merah putih.
Universitas Gadjah Mada (UGM) sudah tidak lagi terlibat dalam penelitian Vaksin Nusantara. Kabar ini beredar setelah keputusan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM mengajukan pengunduran diri.
Wakil Dekan FK-KMK UGM Bidang Penelitian dan Pengembangan, Yodi Mahendradhata, menjelaskan bahwa FK-KMK UGM tidak terlibat dalam proses uji klinis maupun penyusunan protokol kesehatan.
“Belum ada keterlibatan sama sekali. Kita baru tahu saat itu muncul di media masa bahwa itu dikembangkan di Semarang, kemudian disebutkan dalam pengembangannya melibatkan tim dari UGM,” ujar Yodi dikutip dari CNN Indonesia pada Senin (8/3/2021).
Sebelumnya, UGM sempat mendapatkan informasi terkait rencana pengembangan vaksin yang dikoordinasi oleh Kementrian Kesehatan. Namun, setelah informasi tersebut tidak ada lagi komunikasi mengenai penelitian Vaksin Nusantara.
Lebih lanjut, ketidakterlibatan peneliti dari UGM dalam proses penelitian, pengembangan vaksin, maupun protokol uji klinis ini membuat mereka merasa keberatan karena tidak dapat memberikan komentar terhadap vaksin nusantara.
“Kita belum pernah menerima surat resmi, protokol, atau apa pun. Teman-teman agak keberatan, kalau disebutkan sebagai tim pengembang kan harus tahu persis apa yang diteliti,” ujar Yodi lagi.
UGM sendiri sudah bergabung dalam sejumlah penelitian seperti Vaksin Merah Putih yang dikembangkan oleh perguruan tinggi lainnya di bawah konsorsium inisiasi Kementrian Riset dan Teknologi (Kemenristek). UGM juga bekerja sama dengan Kemenkes dalam pengembangan jalannya program vaksinasi di Indonesia.
Melihat kejadian ini, Yodi berharap bahwa komunikasi antar peneliti dapat dijalankan secara intens. Ia menambahkan bahwa baiknya sebelum penelitian dijalankan dapat melakukan pertemuan dan koordinasi.