Hai Kawula Muda, tak ingin kekerasan terus belanjut, Twitter menutup permanen akun Donald Trump.
Twitter resmi menutup permanen akun Donald Trump @realDonaldTrump dengan alasan agar kekerasan tak berlanjut, pada Jumat (8/1/2021) waktu Amerika Serikat.
Keputusan tersebut dilakukan setelah perusahaan asal California AS itu merasa Trump banyak melanggar ketentuan-ketentuan yang ada di dalamnya.
Melansir Washington Post, Sabtu (9/1/2021), penangguhan tersebut merupakan teguran bersejarah bagi seorang presiden yang telah menggunakan situs jejaring sosial untuk menjadi terkenal secara politik.
Selama ini, Twitter telah menjadi alat komunikasi utama Trump untuk mendorong kebijakan, mendorong siklus berita, memecat petugas, menyebarkan kebohongan, menyerang lawan dengan kejam, dan memuji sekutu.
Sementara itu, dikutip CNBC International, Sabtu (9/1/2021) keputusan penutupan akun tersebut datang setelah Facebook melakukan hal serupa dengan memperpanjang penangguhan dari 24 jam menjadi tidak terbatas yang menurut CEO Mark Zuckerberg akan berlangsung setidaknya sampai akhir masa jabatan Trump.
Sebelumnya, akun Trump sempat diblokir Twitter pada Rabu (6/1/2021) saat kerusuhan terjadi di mana para pendukungnya menyerbu gedung parlemen Capitol AS yang tengah melanjutkan sidang pengesahan hasil penghitungan suara electoral pada pemilu 3 November 2020.
Saat kerusuhan terjadi, Donald Trump mencuitkan pesan yang mendorong aksi kekerasan sambil merilis pesan video yang menegaskan kembali klaimnya yang tidak berdasar bahwa pemilu itu dicuri darinya dan mengatakan kepada perusuh bahwa “kami mencintaimu”.
Twitter awalnya hanya memblokir beberapa cuitan Trump dari tampilan publik pada Rabu dan mengharuskan Trump untuk menghapus cuitan tersebut jika ingin mendapatkan kembali akses akunnya.
Setelah dilakukan penghapusan, akun Trump terkunci selama 12 jam. Namun, Twitter memperingatkan, pelanggaran kebijakan di masa depan akan mengakibatkan penangguhan permanen akun Trump.
Pada tweet pertamanya setelah kembali ke Twitter, Kamis (7/1/2021), Trump memposting pesan video yang mendesak ketenangan dan mengatakan akan ada transisi pemerintahan baru.
Namun, ia juga mengatakan kepada pendukungnaya bahwa “perjalanan luar biasa baru saja dimulai”.
Trump memang dikenal sering memanas-manasi pendukung setianya di Twitter bahwa kekalahannya dengan Joe Biden adalah sebuah kecurangan besar. Termasuk yang paling membuat banyak pihak mengecam adalah melalui Twitter, Trump mengajak para pendukungnya untuk melakukan demo besar-besaran pada Rabu lalu.
Padahal seluruh klaim Donald Trump belum ada yang terbukti di pengadilan. Namun, aksinya kian menjadi dan mencoreng sejarah Amerika Serikat di mana seorang presiden menjadi provokator yang menyebabkan kerusuhan hingga jatuh korban jiwa.
Jadi, pantaslah kiranya akhirnya Twitter menutup permanen akun Presiden Donald Trump.