Serem banget efeknya!
Viral video yang menunjukkan sejumlah warga yang menggunakan narkoba seolah berubah menjadi zombie di Philadelphia, Amerika Serikat. Diketahui, puluhan warga yang terlihat sayu dan tidak fokus sembari tiduran, duduk, maupun berdiri tersebut terkena wabah Tranq.
Video yang memperlihatkan kondisi yang mengkhawatirkan tersebut diprediksi akan menjadi ancaman.
Kawula Muda, seperti apa wabah Tranq yang disebut-sebut membuat seseorang menjadi seperti zombie?
@urbanvisuals2.0 #kensingtonphilly #philadelphia #philadelphia #kensington #kensingtonphiladelphia ♬ original sound - Urban Visuals 2.0
Situasi mengerikan tersebut rupanya diakibatkan oleh obat Xylazine, yang juga disebut Tranq. Diketahui, obat penenang ini digunakan untuk meningkatkan efek dari narkoba jenis heroin, kokain, dan fentanil.
Para pengguna Tranq terlihat merokok, menghirup, menelan, mendengus, bahkan ada yang terlihat menyuntikkan Tranq di sela-sela jari kaki mereka.
Obat tersebut disebut-sebut sangat ‘manjur’, hingga Gedung Putih baru-baru ini menyatakan jika Tranq adalah ancaman yang muncul.
"Xylazine telah memukul Philadelphia dengan sangat keras, menyebabkan peningkatan kematian akibat overdosis serta luka parah yang dapat menyebabkan sepsis dan amputasi," kata Departemen Kesehatan dan Dewan Kesehatan Philadelphia melansir New York Post.
Obat Xylazine atau Tranq sendiri dikembangkan pada tahun 1962 sebagai obat bius dalam kedokteran hewan. Namun, pada tahun 2000-an, obat ini justru menjadi pengganti heroin meski sebelumnya, uji coba pada manusia dilarang karena memberikan efek yang membahayakan.
Xylazine yang juga dikenal sebagai ‘Tranq’ adalah obat penenang yang kuat yang telah disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat untuk penggunaan hewan.
Selama pandemi, obat Xylazine banyak dibeli dengan resep dokter hewan sebagai pengganti opioid, obat nyeri, dan narkotika yang murah.
Rekaman video viral yang beredar di sosial media menunjukkan keadaan daerah Kensington, Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat.
Wilayah ini umum dikenal sebagai pasar bebas narkoba sehingga banyak dipenuhi pengguna narkoba yang melamun atau pingsan di pinggir jalan.
Wabah Tranq sendiri diambil dari para pengguna yang menggunakan obat Xylazine di lingkungan ini.
“Ketika Anda adalah orang yang membeli narkoba dari pasar narkoba kriminal, Anda mendapatkan apa yang Anda dapatkan, dan Anda tidak kecewa. Saya tidak berpikir bahwa ada yang tahu bahwa itu akan memiliki efek bencana ini,” ujar Sarah Laurel, pendiri organisasi pengurangan dampak buruk penggunaan zat terlarang, Savage Sisters.
Efek yang ditimbulkan dari Tranq sendiri adalah para pengguna akan menderita rasa kantuk yang tidak terkendali, pernapasan melambat, ketidaksadaran, darah rendah, hingga luka terbuka.
Tranq juga menyebabkan detak jantung melambat, memperlambat penyembuhan luka, infeksi kulit yang sering, terus-menerus, atau memburuk, masalah pupil mata yang kecil, dan amnesia.
Para pengguna yang berkeliaran di jalan juga rentan terkena kekerasan atau pelecehan, sebab para pengguna Tranq akan berkeliaran di jalanan seperti kesurupan, tidak menyadari gerakan mereka, Kawula Muda. Tidak hanya itu, mereka juga bisa mengidap overdosis yang menyebabkan kematian.
Obat yang bisa menyebabkan para penggunanya ‘meniru’ adegan dari film Walking Dead tersebut memiliki kecanduan yang sulit diatasi.
Pasalnya, saat ingin berhenti, para pengguna akan mengalami migrain, penglihatan ganda, mual, mati rasa di jari tangan dan kaki, berkeringat, kecemasan, dan tubuh bergetar.
"Itu gejala yang sangat, sangat tidak menyenangkan. Itulah yang memicu kami bahwa kami sedang menghadapi penarikan yang lebih rumit, bahwa ada lebih banyak xylazine dalam campuran,” ucap Philip Moore, kepala petugas medis melansir Daily Mail.
Hal ini yang menyebabkan para pengguna terus menerus menggunakan Tranq bahkan dalam dosis yang besar.
Para pengguna pun diketahui takut dibawa ke rumah sakit, akibatnya, luka terbuka yang berada di tubuh mereka serta kerusakan jaringan tubuh tidak tertangani.
Drug Enforcement Administration (DEA) sendiri sudah mengeluarkan laporan ancaman yang meluas dari Fentanil yang dicampur dengan Xylazine.
Konsumsi yang terus meningkat hingga laporan dari ruang gawat darurat di Amerika Serikat yang melaporkan kenaikan hingga empat kali lipat penanganan akibat Tranq juga menjadi salah satu alasan jika Tranq adalah ancaman yang serius.
Menurut CDC, 107.735 orang Amerika meninggal antara Agustus 2021 dan Agustus 2022 akibat keracunan obat, dengan 66 persen kematian tersebut melibatkan opioid sintetik seperti fentanil.
Parahnya, Tranq ditemukan di dalam lebih dari 90 persen sampel fentanil di Philadelphia, Kawula Muda.
Melansir Jakarta Info, Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskim Polri mengantisipasi narkoba Tranq beredar di Indonesia.
Wakil Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskim Polri, Kombes Pol. Jayadi mengatakan jika peredaran narkoba jenis baru bernama Flaka yang di dalamnya mengandung Fentanyl itu belum terdeteksi di Indonesia.
Meski begitu, Bareskim Polri akan terus mengantisipasi agar kejadian serupa tidak terjadi di Indonesia.