Waduh diasumsikan banyak warga yang merokok setiap harinya, nih.
Kota Tangerang Selatan tercatat sebagai kota paling polusi pada Juli 2023, nih Kawula Muda.
Melansir dari Kumparan, Rabu (09/08/2023), data kualitas udara yang didapat ini berasal dari low cost censor yang tersebar di lebih dari 180 titik lokasi dan merepresentasikan cakupan wilayah 1-2 km dari lokasi sensor terpasang. Data kualitas udara bisa diterima secara real time dan diakses di aplikasi Nafas.
Menurut pemantauan Nafas pada Juli 2023, Serpong, Tangerang Selatan menjadi lokasi yang paling berpolusi di Indonesia dengan rata-rata PM 2.5 yang dihasilkan 60 µg/m³, ditandai kode warna merah atau tidak sehat untuk semua orang.
PM 2.5 sendiri adalah partikel padat polusi udara berukuran kurang dari 2,5 mikrometer atau 36 kali lebih kecil dari diameter sebutir pasir.
Sementara itu, urutan setelahnya sebagai wilayah paling berpolusi ditempati oleh Tarumajaya (Bekasi), Parung Panjang (Bogor), Babakan (Tangsel), dan Bedahan (Depok).
Menurut Nafas, polusi yang ada di Tangerang Selatan diakibatkan oleh asap rokok. Warga Serpong diasumsikan mengisap 112 batang rokok per bulan.
Pengukuran jumlah ini diukur berdasarkan rata-rata polusi PM2.5 dalam sehari 22 µg/m³ setara dengan 1 batang rokok.
Makanya, selama tiga bulan berturut-turut Tangerang Selatan menjadi kota paling berpolusi pada sensor Nafas.
Sementara itu, melansir dari laman Detik, kualitas udara di Tangerang Selatan, Tangerang, Serang, Denpasar memasuki zona merah menurut Air Quality Index (AQI).
Kualitas udara Tangerang Selatan disebut parah dengan konsentrasi PM 2.5 dalam periode yang sama, bahkan mencapai 29,4 kali lipat dari batas WHO, nyaris di angka 30 kali lipat. Seminggu ke belakang, kualitas udara Tangerang Selatan setiap pagi selalu berada di zona merah.
Masyarakat pun diimbau untuk selalu memakai masker saat keluar ruangan, menutup jendela untuk menghindari masuknya polusi, memakai air purifier, dan menunda berolahraga di luar ruangan untuk sementara.