Emang kenapa sih ghosting-ghosting?
Perusahaan kencan makan siang pertama dan terbesar di Asia, Lunch Actually merilis hasil survei tentang kencan lajang tahunan per 2022. Melalui partisipan dari warga Singapura, Malaysia, Hong Kong, Thailand, Indonesia, dan Taiwan.
Melansir dari Lunchactually.com, mereka yang mengikuti aplikasi kencan masih menghadapi banyak tantangan ketika berkencan dengan seorang yang match dengannya. Survei menyebut 58% lajang tidak pergi kencan pertama dalam 12 bulan terakhir.
Survei juga menunjukkan bahwa 40% lajang menjadi lebih frustrasi saat menggunakan aplikasi kencan. Bahkan, aplikasi kencan tidak selalu seperti yang mereka bayangkan, Kawula Muda.
Hasil survei menyebut 56% lajang telah didekati atau dihubungi dengan cara yang membuat mereka merasa tidak nyaman, 57% telah didekati atau dihubungi oleh scammer, 38% telah ditipu, dan 58% di-ghosting atau dihantui oleh pasangannya di aplikasi kencan.
Lunch Actually juga mendapatkan hasil bahwa 49% lajang masih akan mempertimbangkan untuk melanjutkan ke kencan kedua berdasarkan seberapa baik mereka bergaul selama kencan pertama. Sementara itu, 39% mengatakan karakter pasangan kencan lebih penting daripada status pekerjaan mereka.
Ghosting sudah banyak terjadi pada pria dan wanita yang baru ingin menjalani hubungan dengan pasangannya. Seperti contoh di atas, mereka tiba-tiba berhenti menghubungi lo lagi dan tidak membalas chat.
Hal itulah sebagai cara untuk mengakhiri hubungan atau kenalan baru dengan hanya diam, tanpa penjelasan apapun.
Berikut adalah beberapa alasan penyebab mereka melakukan ghosting, mengutip dari laman Insider:
1. Menghindari kata perpisahan atau putus
Jika lo merasa kehilangan minat lebih lanjut pada suatu hubungan, ghosting terasa seperti jalan keluar agar tidak perlu mengatasi kemarahan, kesedihan atau emosi negatif kepada pasangan.
"Ghosting bisa menjadi bentuk penghindaran, upaya untuk tidak memikirkan atau harus menghadapi sesuatu yang sulit dan menyakitkan," kata Kelifern Pomeranz, PsyD, seorang psikolog dan terapi seks.
2. Menyinggung perasaan pasangan
Melalui sebuah studi pada 2020, mereka mengatakan alasan melakukan ghosting karena pasangannya yang terlalu memaksa, rasis, bersikap tidak menghargai, atau mengirim konteks seksual yang tidak diminta.
3. Enggak mau menyakiti perasaan pasangan
"Beberapa ghoster memutuskan hubungan dan berhenti merespons karena upaya atau cara untuk melepaskan perasaan orang lain," kata Pomeranz.
Misalnya, jika lo tidak tertarik dengan teman kencan lo, pasti memilih untuk meng-ghosting daripada mengatakan yang sebenarnya atau membuat kebohongan.
Lebih baik utarakan langsung kalau enggak suka, Kawula Muda, di-ghosting enggak enak tahu..