Banyak banget konsekuensinya, Kawula Muda!
Baru-baru ini, Sri Lanka mengumumkan alami kebangkrutan. Hal itu dikarenakan mereka gagal membayar utang luar negeri (ULN) sebesar Rp 754,8 triliun.
Lantas, apa yang akan terjadi apabila suatu negara mengalami kebangkrutan? Berikut beberapa penjelasannya!
Belanja pemerintah yang semakin merosot tajam tentu memengaruhi kondisi perekonomian yang semakin terpuruk.
"Kalau bangkrut ekonominya akan semakin buruk drastis," ujar Tauhid kepada CNNIndonesia.com, Kamis (23/06/2022). Hal itu dikarenakan pengeluaran pemerintah yang berkurang, dapat membuat stimulus ekonomi turut menurun drastis.
Dikarenakan tidak memiliki devisa, suatu negara yang bangkrut akan sulit untuk melakukan perdagangan. Hal tersebut terkait dengan ekspor dan impor barang-barang.
Direktur Center of Economic and Law Studies, Bhima Yudhistira, mengatakan negara bangkrut dapat menyebabkan krisis pangan. Hal tersebut dapat menyebabkan pemberlakuan panic buying hingga penimbunan.
Masih dikarenakan tidak memiliki devisa, suatu negara yang bangkrut hanya mengandalkan pajak untuk pendapatan. Sayangnya, krisis pangan tentu menurunkan daya beli masyarakat. Hal tersebut ditakutkan dapat membuat masyarakat sulit membayar pajak tersebut.
Negara bangkrut dapat membuat inflasi tinggi yang bahkan dapat mencapai 30 persen. Hal tersebut dipengaruhi oleh persediaan barang yang semakin sedikit.
Kebangkrutan dinilai akan menurunkan nilai kepercayaan dari mata uang negara tersebut. Bahkan, ada pula kemungkinan masyarakat justru dapat melakukan barter atau pertukaran barang untuk menggantikan transaksi dengan uang.