Kawula Muda, Somalia menduduki peringkat 179 dari 180 negara yang diteliti.
9 Desember diperingati sebagai hari antikorupsi sedunia. Transparency pun mengeluarkan laporan terkait indeks persepsi korupsi di dunia.
Berdasarkan laporan dari Transparency tersebut, salah satu negara di Afrika yaitu Somalia menjadi yang banyak disorot pada peringatan antikorupsi tahun ini. Somalia menduduki peringkat 179 dari 180 negara yang diteliti dan menjadi negara paling korup di dunia dengan indeks 22 dari skala 100.
Korupsi di Somalia terjadi di berbagai institusi maupun lapisan masyarakat.
Laporan Ganintegrity menjelaskan bahwa pengadilan memiliki potensi terbesar untuk korupsi karena tunduk pada intervensi politik dan banyak mengurusi permasalahan bisnis. Karena itulah, pengadilan menjadi tidak efektif.
Dikutip dari CNNIndonesia, laporan Marqaati, sebuah lembaga non pemerintah, menemukan bahwa keseluruhan kasus suap di Somalia mencapai 14 persen. Bahkan kasus suap di distrik Mogadishu mencapai 50 persen.
Selain pengadilan, lembaga lainnya yang memiliki tingkat risiko korupsi tertinggi adalah polisi.
Berbagai kasus korupsi tersebut tentu merugikan masyarakat Somalia karena terjadi berulang kali serta tidak adanya kekuasaan tinggi yang mampu memberantasnya,
"Tanpa lembaga yang diperlukan untuk memeriksa kekuatan pasukan keamanan, kepercayaan publik pada negara dan kesediaan mereka menghormati supremasi hukum berkurang," demikian pernyataan dalam laporan Marqaati dikutip dari CNNIndonesia.com.
Data-data yang ada juga menemukan bahwa korupsi di Somalia tidak hanya berpusat di salah satu kekuasaan saja, melainkan jauh lebih tinggi di daerah-daerah.
Padahal, sudah banyak investasi asing yang masuk ke Somalia untuk mendukung demokrasi di negara tersebut. Sayangnya, tak banyak perubahan selama sembilan tahun terakhir.