Ih keren banget, ya!
Bug atau celah rentan dalam sebuah sistem menjadi suatu hal yang sangat dikhawatirkan bagi setiap pihak. Tidak terkecuali oleh salah satu perusahaan teknologi terbesar dunia, Google. Diketahui, bug dapat menyebabkan aplikasi atau software pada komputer atau website menjadi eror, Kawula Muda. Baru-baru ini, seorang siswa kelas XII SMKN 8 Kota Semarang, Abdullah Mudzakir, berhasil menemukan bug dalam sistem Google.
Pemuda yang akrab disapa Dzakir tersebut bahkan mendapatkan hadiah sebesar 5.000 Dolar AS atau sekitar Rp 77 juta berkat keberhasilannya, Kawula Muda.
Pemuda berusia 18 tahun asal Dusun Karangbolo tersebut menuturkan bahwa ia telah mengikuti sayembara sejak awal tahun 2021, tetapi sempat gagal. Bahkan, ia sempat mengirimkan 4 laporan yang ditolak, Kawula Muda. Namun, ia akhirnya berhasil setelah mencoba beberapa kali.
"Ini semacam sayembara menemukan bug di Google, beberapa perusahaan memang ada sayembara menemukan bug dan yang berhasil diberikan hadiah. Ini sebenarnya sudah lama sih tahun 2021 awal sayembaranya. Alhamdulillah berhasil setelah mencoba beberapa kali," ujar Dzakir melansir Detik, dikutip (08/03/2023).
Tidak hanya itu, Dzakir juga berhasil mendapat kartu Google Bug Hunters, loh. Kartu tersebut diberikan bagi seseorang yang memiliki kemampuan hacking atau meretas dan menemukan kerentanan pada sebuah sistem dan melapor ke perusahaan terkait.
Dzakir yang mengambil jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) di sekolahnya tersebut menuturkan bahwa menemukan bug di Google bukanlah hal yang mudah. Ia mengaku sempat kesulitan untuk mencari celah rentan di situs Google.
Melansir Kompas, ada hal unik yang terjadi ketika Dzakir berusaha menemukan bug di Google, Kawula Muda. Dzakir menyebutkan bahwa bug yang ia temukan ini merupakan salah satu bug yang langka.
Artinya, bug tersebut jarang ditemukan pada sistem oleh hacker atau peretas lain. Akibatnya, Dzakir juga sempat berdebat dengan pihak Google terkait temuan bug-nya.
"Perlu waktu hampir setengah bulan buat menjelaskan, bahwa bug yang saya temuin itu sangat rentan dan berbahaya. Jadi waktu nemu bug itu di tahun 2020 akhir, cuma diterimanya pas 2021. Dan katanya, bug saya jadi yang terbaik saat itu," tutur Dzakir.
Pada awalnya, karena stigma hacker atau bug hacker yang dianggap tidak baik, Dzakir tidak mendapat restu dan dukungan dari keluarganya, loh. Diketahui, Dzakir sudah menekuni bidang ini sejak ia duduk di bangku kelas IX SMP, Kawula Muda.
Namun, karena berdampak baik, akhirnya pihak keluarga memberikan restu. Tidak hanya pihak keluarga, pihak sekolah juga turut mendukung hal yang dilakukan Dzakir.
Dzakir mengaku memanfaatkan uang yang didapatnya itu untuk meningkatkan kemampuannya di bidang informasi teknologi (IT). Selain itu, ia juga menggunakan uang tersebut untuk membeli laptop, menabung, dan memberikannya kepada orang tua.
Keren banget Dzakir bisa menemukan bug yang langka di Google!