Kawula Muda, penemuan ini akan sangat berguna untuk kebutuhan energi di dunia, lho.
China sudah mengembangkan dan mengumumkan soal teknologi matahari buatan kepada publik. Matahari buatan China pada uji tes mampu mencapai 150 juta derajat Celcius atau 10 kali suhu inti matahari.
Tak mau ketinggalan, Korea Selatan juga menciptakan matahari buatan. Korea Superconducting Tokamak Advanced Research (KSTAR) memiliki keunggulan karena mampu mempertahankan fusi nuklir ini selama 20 detik dengan suhu 100 juta derajat Celcius.
Di sisi lain, China dalam uji cobanya hanya mampu mempertahankan fusi nuklir selama 10 detik.
Penemuan ini dapat berguna bagi kebutuhan energi dunia karena dengan kekuatan sebesar itu mampu menghasilkan daya energi yang lebih besar dari matahari.
KSTAR merupakan hasil kreasi Korea Institute of Fusion Energy (KFE) yang berkolaborasi dengan National University (SNU) dan Columbia University dari Amerika Serikat.
KSTAR telah melakukan 110 kali percobaan plasma sejak Agustus 2020. Peneliti memiliki target untuk mampu menjaga stabilitas fusi nuklir 100 derajat Celcius selama 300 detik pada 2025.
Alat fusi nuklir atau Tokamak berasal dari akronim Rusia yang berarti ruang toroidal dengan kumparan magnet. Fusi nuklir adalah penggabungan dua inti atom untuk menjadi satu atau lebih inti atom yang lebih besar.
Dalam pencobaan penelitian ini, peneliti menggunakan atom hidrogen yang digabungkan untuk membentuk helium.
Proses penggabungan tersebut mengeluarkan suhu panas yang sangat tinggi sehingga peneliti fusi nuklir harus berhati-hati dan memperhatikan kontrol suhu agar tetap terkendali reaksi fusi nuklirnya.