Hai Kawula Muda, setahun sudah kita berperang lawan Covid-19.
Tepat hari ini, setahun yang lalu, Indonesia mengumumkan dua kasus pertama pasien Covid-19. Pengumuman itu disampaikan Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto di Istana Kepresidenan, 2 Maret 2020.
“Orang Jepang ke Indonesia bertemu siapa, ditelusuri dan ketemu. Ternyata orang yang terkena virus corona berhubungan dengan dua orang, ibu 64 tahun dan putrinya 31 tahun,” kata Jokowi.
Dua orang itu kemudian disebut sebagai kasus 01 dan 02. Dari situlah awal panjang perjalanan dan perjuangan panjang Indonesia melawan pandemi Covid-19.
Virus corona pertama kali ditemukan di Wuhan, China, pada akhir 2019. Dengan cepat virus penyebab Covid-19 itu menyebar ke segala penjuru dunia, termasuk Indonesia.
SARS CoV-2 adalah jenis baru virus corona yang belum diidentifikasi sebelumnya pada manusia.
Lansia di atas 60 tahun dan yang memiliki masalah medis mendasar seperti kardiovaskular (masalah jantung), diabetes, penyakit pernapasan kronis, dan kanker, memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit parah hingga kematian.
Hingga saat ini, Indonesia telah melaporkan 1.341.314 kasus positif Covid-19 dengan 36.325 meninggal dunia dan 1.151.915 pasien dinyatakan sembuh.
Secercah harapan untuk mengakhiri pandemi kini mulai terlihat setelah dimulainya upaya vaksinasi sejak pertengahan Januari 2021.
Berdasarkan laman Kemenkes, pemerintah menargetkan 181.554.465 penduduk Indonesia atau sekitar 70 persen populasi mendapatkan vaksin Covid-19. Hal itu dilakukan agar tercipta imunitas kelompok atau herd imunity.
Menurut data, tercatat beberapa gejala orang yang terinfeksi Covid-19 di antaranya adalah batuk, demam tinggi, anosmia atau kehilangan indera perasa dan penciuman, sakit kepala, kelelahan, ruam kulit, kehilangan selera makan, sakit tenggorokan, nyeri otot tidak biasa, kebingungan dan halu (delirium), diare, sesak napas, sakit dada, suara sesak, dan sakit perut.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh peneliti di Office for National Statistics (ONS), dari 15 gejala tadi, anosmia merupakan yang paling banyak dilaporkan oleh penderita Covid-19.
Sekitar 20-40 persen dari orang berusia 35 tahun ke atas yang terinfeksi Covid-19 mengalami gejala anosmia. Hanya 15-20 persen di kelompok umur yang sama, diketahui mengembangkan gejala demam, sedangkan 13-18 persen yang mengalami batuk kering.
Anosmia tak hanya terjadi pada pasien yang bergejala, tapi juga dialami oleh kelompok asimptomatik atau tidak bergejala. Bagi orang yang dites Covid-19, anosmia umumnya terjadi tanpa diiringi gejala hidung tersumbat.
Seperti diketahui, virus corona bisa menyebar melalui udara. Seseorang dapat tertular Covid-19 jika ia menyentuh mulut, hidung, atau mata setelah menyentuh permukaan yang terpapar virus.
Berikut ini beberapa langkah pencegahan agar tidak tertular virus corona.
Sejak dilakukan vaksinasi, kasus positif Covid-19 mulai memberi harapan akan melandai. Kerja sama dan komitmen dari berbagai pihak, termasuk masyarakat, sangat dibutuhkan untu memenangi peperangan ini.
Ayo, terus taati protokol kesehatannya ya!