Hai Kawula Muda, bioskop drive-in yang pernah populer tahun 1950-an sepertinya akan kembali diminati di tengah pandemi Covid-19.
Terjadinya pandemi Covid-19 di berbagai negara di dunia memang berdampak pada banyak hal, termasuk pada urusan mencari hiburan menonton film di bioskop.
Khawatir akan menjadi sarana penyebaran virus corona karena adanya kerumunan, bioskop-bioskop pun ditutup dan tak lagi beroperasi.
Seiring dengan mulai melonggarnya aturan lockdown atau pun PSBB, muncul pemikiran bagaimana bisa menonton di bioskop tanpa merasa khawatir akan tertular virus yang sampai saat ini belum ditemukan obatnya tersebut.
Kemudian muncullah konsep menonton film di balik kemudi mobil, yang akan diterapkan di berbagai kota di dunia, termasuk Jakarta.
Konsep menonton yang disebut juga drive-in atau layar tancap ini sebetulnya sudah ditemukan sekitar 1910-an, meski baru dipatenkan pertama kali pada 1933 oleh Richard Hollingshed di negara bagian New Jersey, kemudian menjadi sangat populer pada 1950-1960-an.
Saat itu setidaknya ada 4.000 bioskop drive-in di Amerika Serikat, yang mayoritas berada di pinggiran kota. Awalnya, jenis bioskop ini dikenal sebagai alternatif menonton film untuk keluarga atau muda-mudi yang berkencan.
Popularitas bioskop drive-in ini juga dikarenakan keleluasaan menonton dibandingkan saat di bioskop dalam ruangan. Menyaksikan film di luar ruangan, akan membuat penonton seperti sedang berpiknik.
Mengutip dari VOA, menurut Asosiasi Pemilik Bioskop Nasional di Amerika Serikat, mayoritas pemilik bioskop jenis ini dari kalangan bisnis kecil atau perseorangan. Mereka harus berkompetisi dengan perusahaan raksasa di Amerika, seperti AMC Theater.
Menurut The Hollywood Reporter, AMC Theater adalah perusahaan bioskop terbesar di Amerika dengan 661 bioskop dan 8.200 studio yang tersebar di seantero negeri. Bahkan mereka juga memiliki sedikitnya 2.200 studio di Benua Eropa.
Teknologi bioskop yang dimiliki drive-in pun tak secanggih bioskop dalam ruangan milik pemain besar yang sudah beralih ke teknologi digital, sehingga mempermudah distribusi penayangan filmnya. Akibatnya, bioskop-bioskop kecil di Amerika seringkali gagal menarik penonton karena kalah cepat dalam penayangan film.
Data terakhir menyebutkan, saat ini Amerika diperkirakan hanya memilki kurang dari 400 bioskop drive-in. Namun, karena pandemi Covid-19, bukan tidak mungkin tren bioskop drive-in akan kembali terjadi.