Stop merokok, Kawula Muda. Sayang duit
Data dari pusat riset Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) mengungkapkan remaja bisa menghabiskan uang sekitar Rp 30.000 sampai Rp 200.000 untuk per minggu untuk membeli rokok.
Hasil riset tersebut di publikasi dalam riset Hubungan Pembelian Rokok Eceran dengan Frekuensi, Intensitas dan Inisiasi Merokok di Kalangan Remaja: Sebuah Studi Metode Campuran di Indonesia yang dirilis pada 12 Desember 2023 lalu.
Dalam pembukaan riset tersebut, tertulis bahwa, “temuan kualitatif kami mengungkap 7 dari 10 siswa membeli rokok eceran saat mencoba merokok untuk pertama kalinya, siswa menghabiskan setidaknya separuh uang saku mingguan mereka untuk produk tembakau, berkisar dari Rp30.000 hingga Rp200.000, jumlah ini setara dengan separuh dari pengeluaran per kapita mingguan rata-rata penduduk Indonesia.”
Jumlah pengeluaran ini didukung oleh penjualan rokok yang murah dan bisa dibeli eceran. Di samping itu, penjualan rokok informal yang merebak juga menjadi tantangan dalam mengurangi konsumsi rokok dan sulit untuk menahan konsumsi rokok di kalangan remaja karena rokok pun dipromosikan secara masif.
Hasil focus group discussion dengan 49 remaja menunjukkan mereka memperoleh rokok di kios-kios sekitar sekolah dengan harga paling rendah sekitar Rp 1.000 per batang. Pembelian rokok batangan murah secara berulang membuat remaja akhirnya mengeluarkan uang antara Rp 30.000 hingga Rp 200.000 setiap minggu.
Pola merokok pada kalangan remaja Indonesia itu dapat diartikan bahwa pengguna rokok eceran berada di fase eksperimen menurut lima tahap kecanduan nikotin.
Sedangkan untuk temuan kualitatif, riset tersebut mengungkapkan, tujuh dari 10 siswa membeli rokok eceran saat mencoba merokok untuk pertama kalinya.
Hal ini menjadi sesuatu yang miris karena siswa menghabiskan setidaknya separuh uang saku mingguan mereka untuk membeli rokok.