Kalo di Indonesia ada aturan kaya gini, tanggapan lo gimana, Kawula Muda?
Pemerintah Inggris telah resmi melarang penjualan vape sekali pakai di seluruh Inggris dan Wales sebagai respons terhadap "peningkatan yang mengkhawatirkan" dalam penggunaan vape di kalangan remaja.
Perdana Menteri Rishi Sunak mengumumkan aturan pelarangan tersebut selama kunjungannya ke sekolah pada Senin (29/01/2024).
Aturan baru ini juga akan melarang rasa-rasa vape yang ditujukan untuk anak-anak dan mengharuskan produsen untuk menggunakan kemasan yang lebih sederhana.
Toko-toko juga diharuskan untuk menyimpan vape agar tidak terlihat oleh anak-anak.
Setiap pengecer yang menjual tembakau atau vape kepada pelanggan di bawah umur akan dikenakan denda "di tempat" hingga £2.500 atau (Rp 50.620.325) sesuai dengan aturan ini.
Di Inggris, jumlah pengguna vape berusia 11 hingga 17 tahun yang menggunakan vape sekali pakai dilaporkan meningkat hampir sembilan kali lipat dalam dua tahun terakhir.
Selain melarang penjualan vape sekali pakai, undang-undang baru ini juga akan melarang penjualan produk tembakau kepada siapa pun yang lahir pada atau setelah 1 Januari 2009.
Kebijakan ini diambil sesuai dengan janji Sunak untuk menciptakan "generasi bebas rokok" di Inggris.
Sebelumnya, pada bulan Oktober 2023, Sunak mengusulkan untuk meningkatkan usia merokok setiap tahun sebesar satu tahun, yang berarti tembakau tidak akan pernah dijual secara legal kepada anak-anak di bawah usia 14 tahun.
“Seperti yang diketahui orang tua atau guru, salah satu tren yang paling mengkhawatirkan saat ini adalah meningkatnya penggunaan vaping di kalangan anak-anak, jadi kita harus bertindak sebelum penyakit ini menjadi endemik,” ucap Sunak dalam sebuah pernyataan yang dikutip melalui BBC.
“Seiring dengan komitmen kami untuk menghentikan anak-anak yang berusia 15 tahun atau lebih muda tahun ini untuk dilarang menjual rokok secara legal, perubahan ini akan meninggalkan warisan abadi dalam melindungi kesehatan anak-anak kita dalam jangka panjang.” tambahnya.
"Anak-anak seharusnya tidak menggunakan vaping, kita tak ingin mereka kecanduan, kita masih belum memahami sepenuhnya dampak kesehatan jangka panjangnya," ujarnya.
Penggunaan alternatif seperti kantong nikotin atau kantong kecil berwarna putih yang diletakkan di antara bibir dan gusi juga akan dilarang untuk anak-anak.
Walaupun mengandung nikotin, kantong tersebut tidak mengandung tembakau, sehingga saat ini masih bisa dijual secara legal kepada mereka yang berusia di bawah 18 tahun.
Sebagai tanggapan terhadap larangan vape sekali pakai ini, pemerintah Skotlandia dan Wales akan memperkenalkan larangan melalui legislasi di parlemen mereka atau dengan mendukung inisiatif di seluruh Inggris Raya.
Sementara itu, Irlandia Utara menyatakan bahwa mereka memiliki "tujuan strategis jangka panjang" untuk bebas dari tembakau dan akan mempersiapkan agar menteri baru dapat mengambil keputusan mengenai larangan tersebut.
Sebelum Inggris, beberapa negara lain telah lebih dulu melarang vape sekali pakai, termasuk Australia, Prancis, Jerman, dan Selandia Baru, meskipun sejauh ini hanya Selandia Baru yang telah menerapkannya.
Beberapa pihak berpendapat bahwa rencana Inggris ini mungkin masih belum cukup untuk menurunkan angka penggunaan vape atau rokok elektrik.
Pemerintah Inggris juga didorong untuk memberlakukan pajak pada vape, setara dengan pajak yang dikenakan pada produk tembakau.
Alternatifnya, mereka bisa mengikuti langkah Australia yang mengizinkan pembelian vape hanya dengan resep dokter.
Vape sekali pakai atau biasa disebut sebagai disposable pods merupakan perangkat vaping sekali pakai yang berisi e-liquid dan dilengkapi dengan baterai.
benda ini dirancang untuk digunakan hingga habis dan kemudian dibuang. Biasanya, disposable pods lebih sederhana dan mudah digunakan, tidak memerlukan pengisian ulang atau penggantian suku cadang.
Karena kemudahan penggunaannya, mereka menjadi populer di kalangan pengguna vape, terutama pemula.