Semoga cepat pulih sistemnya ya, Kawula Muda
Hacker peretas Pusat Data Nasional (PDN) meminta uang tebusan sebesar USD 8 juta atau sekitar Rp 131 miliar dalam kurs Rp 16.399 kepada pemerintah Indonesia, Kawula Muda.
Hal tersebut disampaikan oleh Herlan Wijanarko selaku Direktur Network dan IT Solution Telkom Sigma.
Harlan mengatakan bahwa uang tersebut merupakan tebusan terhadap 210 data yang akan dikembalikan.
"Memang di web itu kami ada jalan ke sana. Biar kami ikuti mereka minta tebusan ada USD 8 juta," ujar Herlan seperti dikutip dari Tempo, Selasa (25/6/2024).
Sementara itu, pada kesempatan lain, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menyatakan sikap tegas pemerintah dalam menghadapi serangan siber di PDN.
Budi Arie dengan tegas mengatakan tidak akan membayar tuntutan yang diminta oleh hacker.
"Ditunggu saja. Nanti ini sedang diurus sama tim. Yang jelas, pemerintah tidak akan bayar," ujarnya usai menghadiri Sidang Kabinet Paripurna tentang Perekonomian di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (24/6/2024).
Lebih lanjut, Budi Arie menyebut saat ini sistem dalam penanganan tim terkait sambil melakukan migrasi data. Ia juga tak menargetkan tenggat waktu tertentu soal penanganan insiden ini.
"Ya tunggu aja ini lagi di-ini. Yang penting pusat layanan untuk publik udah bisa kita atasin," lanjutnya.
Sebagai informasi, Sejak Kamis (20/6/2024), Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 mengalami gangguan akibat serangan siber modus ransomware yang dilakukan oleh Lockbit 3.0. Efeknya melanda 210 instansi pusat dan daerah, termasuk layanan imigrasi, Kawula Muda.
“Dari data yang terdampak itu ada 210 instansi yang berdampak dari baik itu pusat maupun daerah,” ujar Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan, dilansir dari Kompas.com Slasa (25/6/2024).