Hai Kawula Muda, PSBB total atau transisi, jangan lupa tetap taat protokol kesehatan ya!
Sepertinya penerapan kebijakan PSBB total jilid 2 yang dimulai hari ini, Senin (14/9/2020), berbeda dengan PSBB total jilid pertama pada Maret lalu.
BIla yang pertama benar-benar kata total diberlakukan dengan tidak beroperasinya kantor, mal, ojek online tidak boleh membawa penumpang, dan ada Surat Izin Keluar Masuk (SIKM), jilid kedua kali ini tidak demikian.
Dalam pernyataannya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan bahwa PSBB total kali ini lebih menekankan pada klaster perkantoran. Mal tetap boleh beroperasi, namun untuk restoran atau kafe tidak diperbolehkan makan di tempat, sementara ojek daring boleh membawa penumpang.
Sesaat setelah pemimpin tertinggi DKI Jakarta tersebut mengumumkan tentang PSBB total pada Rabu (9/9/2020), langsung menjadi berita utama di berbagai media. Imbasnya, terjadi kegaduhan, baik pada masyarakat, pelaku bisnis, bahkan rontoknya bursa saham.
Salah satu orang yang menyayangkan kebijakan sang gubernur adalah Budi Hartono. Orang terkaya di Indonesia tersebut bahkan melayangkan surat terbuka kepada Presiden RI Joko Widodo.
Pemilik konglomerasi Djarum Grup ini mangatakan, keputusan PSBB total alias lockdown di DKI Jakarta kurang tepat.
“Jadi jangan karena membesarnya jumlah kasus terinfeksi Covid-19, kemudian Gubernur mengambil satu keputusan jalan pintas yang tidak menyelesaikan permasalahan sebenarnya,” tulis Budi dalam suratnya yang terekspos di akun Instagram mantan duta besar Polandia, Peter F Gontha, Sabtu (12/9/2020).
Budi menyarankan, agar pemerintah pusat dan daerah meningkatkan kapasitas isolasi masyarakat, sehingga tidak melebihi kapasitas maksimum ICU di Jakarta.
Kapasitas isolasi ini bisa mencontoh kontainer isolasi yang dibangun di Port Singapore. Indonesia bisa membangunnya di tanah kosong. Pemerintah juga perlu lebih melaksanakan testing, isolasi, tracing (pelacakan), dan treatment (perawatan). Sebab sejauh ini masih banyak kekurangan dalam hal isolasi dan contact tracing.
Budi mengingatkan bahwa perekonomian harus tetap dijaga. Aktivitas masyarakat yang menjadi motor perekonomian harus terus menjaga kesinambungan kehidupan bermasyarakat hingga pandemi berakhir.
“Masyarakat lebih takut kehilangan pekerjaan dan pendapatan serta kelaparan daripada ancaman penularan Covid-19. Beberapa lembaga survei menunjukkan hasil riset seperti itu,” ujar Budi menambahkan.
Jadi, apa sebenarnya arti PSBB total kali ini? Sebagai warga kita hanya bisa berharap, para pemimpin lebih bijak dalam membuat sebuah keputusan dan pernyataan.
Sambil tetap jangan kasih kendor penerapan 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan). Mari dimulai dari diri sendiri yang peduli!