Simak yuk, Kawula Muda!
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin memastikan seluruh warga Indonesia harus menerima vaksin kanker serviks guna mencegah wanita terkena penyakit tersebut.
Rencananya, program ini akan berjalan mulai tahun ini. Vaksin kanker serviks atau Human Papilloma Virus (HPV) akan diberikan secara gratis.
Vaksinasi lebih bersifat memberikan tindakan preventif dan promotif pemerintah dalam penerapan kebutuhan kesehatan dasar.
Berikut adalah fakta-fakta terkait vaksin kanker serviks:
Melalui Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), menganjurkan agar HPV dapat diberikan kepada anak perempuan dan laki-laki berusia 11-12 tahun.
Vaksin tersebut diberikan dalam dua dosis berjarak dan bisa dilakukan sejak berusia 9 tahun.
Vaksinasi kanker serviks bisa dimulai dari siswi yang duduk di bangku 5 dan 6 SD. Pelaksana tugas (Plt) Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes, Prima Yosephine menyebut, bahwa vaksin dapat diberikan dua kali suntikan dengan jarak waktu 6-12 bulan.
Vaksin ini diberikan berbeda untuk anak dan dewasa, loh Kawula Muda! Keduanya sudah memiliki dosisnya masing-masing.
Untuk anak berusia 10-13 tahun, vaksin bisa diberikan sebanyak dua kali. Sementara itu, untuk remaja dan dewasa di atas 13 tahun, vaksin diberikan tiga kali suntikan.
Dalam laman Mayoclinic, sebuah penelitian mengungkapkan bahwa wanita yang menerima HPV, vaksinnya tidak efektif.
Maka dari itu, vaksin lebih baik diberikan pada usia yang lebih muda dibandingkan usia tua.
Sebenarnya, tahapan pengenalan vaksin HPV sebagai imunisasi wajib ini sudah dilakukan sejak tahun 2016-2021 di wilayah DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Kabupaten Sukoharjo dan Karanganyar di Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur (Kota Surabaya, Kediri dan Lamongan), Bali (Kota Denpasar dan Badung), Kota Makassar, dan Kota Manado.
Kini, pemberian imunisasi HPV akan diperluas bagi anak perempuan kelas 5 SD di 111 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Utara, Gorontalo dan Sulawesi Tenggara.
Sekitar 889.813 anak kelas 5 dan 6 SD menjadi sasarannya dengan target 95 persen.