Hai Kawula Muda, ganja medis mulai dibahas legalisasinya.
Belakangan kian ramai pemberitaan dan pembahasan tentang memanfaatkan ganja sebagai kepentingan medis atau untuk penyembuhan.
Bahkan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) mewakili pemerintah diberitakan telah membuka peluang melegalkan ganja untuk kebutuhan pengobatan atau medis tersebut. Namun dengan catatan, asas pemanfaatan ganja tersebut benar-benar digunakan untuk kebutuhan medis dan lebih banyak positifnya.
"Kalau memang positifnya lebih banyak, pasti pemerintah akan melegalkan ganja untuk medis. Itupun dengan mekanisme dan pengaturan ketat untuk menghindari penyalahgunaan," kata Kabag Humas Kemenkumham, Tubagus Erif Faturahman Rabu (29/6/2022).
Lebih lanjut, Erif menjelaskan bahwa pemerintah saat ini sedang mempelajari lebih spesifik ihwal legalitas ganja untuk kebutuhan pengobatan.
Pemerintah akan meminta pendapat serta kajian dari para ahli medis hingga pemuka agama terkait sisi positif dan negatif ganja untuk kebutuhan medis.
"Pemerintah akan mempelajari terlebih dahulu mengenai legalitas ganja untuk tujuan medis. Akan dilihat baik buruknya dengan cara meminta pendapat atau pandangan para ahli dari berbagai pihak seperti kesehatan, sosial, agama dan lain sebagainya," tutur Tubagus lagi.
Ganja medis merupakan istilah untuk turunan dari tanaman ganja atau Cannabis Sativa. Tanaman ini digunakan untuk meredakan gejala yang disebabkan oleh kondisi medis tertentu. Istilah ganja medis juga dikenal sebagai cannabis medis atau marijuana medis.
Ganja medis mengandung banyak senyawa aktif, salah satunya yang paling terkenal adalah delta-9 tetrahydrocannabinol (THC) dan cannabidiol (CBD). THC adalah bahan utama dalam ganja yang membuat orang "high" alias mabok atau melayang-layang.
Dikutip dari Mayoclinic, Senin (27/6/2022), berikut beberapa kondisi yang mungkin bisa diobati dengan ganja medis.
Meskipun berasal dari tanaman dan dianggap alami, ganja tetap memiliki efek yang kuat, baik positif maupun negatif. Beberapa efek samping yang bermasalah bagi orang-orang tertentu, seperti:
Efek samping ganja medis tetap masih membutuhkan studi lebih lanjut, baik itu efek jangka pendek maupun jangka panjangnya.