Hai Kawula Muda, benarkah virus corona pertama kali ditemukan di India?
Dunia penelitian dan sejumlah media kembali diramaikan oleh sebuah pemberitaan tentang klaim baru bahwa Virus SARS-CoV-2 bukan berasal dari China.
Sejumlah ilmuwan China menyatakan kalau virus corona berasal dari India. Padahal diketahui secara resmi, virus tersebut pertama kali dilaporkan muncul di pasar hewan Kota Wuhan, China, pada akhir 2019.
Melansir Daily Mail¸ Jumat (27/11/2020), sebuah penelitian tentang asal virus tersebut dilakukan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan China yang dipimpin Dr Shen Libing.
Di makalah penelitian, tim peneliti menggunakan analisis filogenetik, yaitu studi tentang bagaimana virus bermutasi, untuk melacak asal-usul Covid-19.
Seperti semua sel, virus bermutasi saat berkembang biak, artinya perubahan kecil terjadi dalam DNA mereka setiap kali mereplikasi diri. Hal itu menjadikannya mungkin untuk melacak versi asli virus dengan menemukan sampel dengan mutasi paling sedikit.
India dan Bangladesh yang sama-sama mencatat sampel dengan mutasi rendah serta merupakan tetangga secara geografis, mendasari para peneliti berteori virus corona pertama kali muncul di sana pada sekitar Juli atau Agustus 2019.
Melansir Express, Sabtu (28/11/2020), gelombang panas pada awal musim panas 2019 juga diperkirakan telah meningkatkan interaksi antara manusia dan hewan. Hal itu mereka spekulasikan menjadi penyebab virus dapat menyebar.
Tertulis di makalah, dari Mei hingga Juni 2019 gelombang panas terpanjang kedua tercatat “mengamuk” di India tengah dan utara serta Pakistan, yang menciptakan krisis air serius di wilayah tersebut.
Kekurangan air tersebut diduga membuat hewan liar seperti monyet, terlibat dalam perebutan air yang mematikan antara satu sama lain. Hal itu dinilai juga berpotensi meningkatkan interaksi manusia dengan hewan liar.
Para peneliti pun berspekulasi bahwa SARS-CoV-2 (dari hewan ke manusia) mungkin terkait dengan gelombang panas yang tidak biasa tesebut. Dalam laporan itu juga mengungkapkan, Covid-19 tidak dapat dihindari dan epidemi Wuhan hanya sebagian darinya.
Namun, klaim baru oleh ilmuwan China tersebut telah ditolak oleh sejumah ilmuwan terkemuka.
Mengutip The Sun, Jumat (27/11/2020), profesor genetika manusia dan biostastik di UCLA, Marc Suchard mengatakan “koleksi acak” dari strain virus yang digunakan tidak mungkin menghasilkan “nenek moyang”.
Menurut dia, metode yang digunakan para ilmuwan dari China itu membawa ketidakpastian yang cukup besar.
Penelitian lainnya juga pernah dilakukan oleh ahli virologi Spanyol yang menemukan jejak virus corona dalam sampel air limbah Barcelona pada Maret 2019. Penelitian mereka menyiratkan Covid-19 mungkin muncul jauh lebih awal daripada yang diperkirakan.
Melansir Reuters (27 Juni 2020), para peneliti dari tim Universitas Barcelona menjalankan tes pada sampel yang diambil pada Januari 2018 hingga Desember 2019. Dari penelitian itu didapat genom virus corona pada salah satunya.
“Tingkat SARS-CoV-2 rendah tetapi positif,” kata pemimpin penelitian, Albert Bosh, seperti dikutip oleh universitas.
Namun, dr Joan Ramon Villalbi dari kelompok Masyarakat Spanyol untuk Kesehatan Masyarakat dan Administrasi Sanitasi mengatakan kepada Reuters bahwa masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan pasti.
Melansir CGTN, Sabtu (28/11/2020), pakar virologi Jerman, Alexander Kekule, menilai bahwa pandemi virus corona global dimulai dari Italia bagian utara.
Ia menjelaskan virus corona yang tengah menyebar di seluruh dunia bukan dari Wuhan, melainkan mutasi dari Italia Utara. Strain virus di Italia disebut mutan “G”, yakni strain yang memiliki mutasi genetik.
Kekule mengatakan ketidaktahuan Italia akan virus peringatan dari China yang lama, serta kurangnya tindakan pencegahan adalah penyebab pandemi global. Jka tidak, semestinya virus bisa dikendalikan.
Sebelumnya, penelitian yang dibuat Institut Kanker Italia menemukan virus corona baru atau SARS-CoV-2 sudah ada di Italia sejak September 2019. Hal itu ditanggapi China sebagai bukti bahwa mereka tidak bersalah.
Sementara itu, asal-usul tentang virus corona masih diperdebatkan dan sambil menunggu ditemukan vaksin, sebagai warga yang baik, selalu taati protokol kesehatan ya!