Ajang perjodohan massal terbesar, loh Kawula Muda!
Sekitar 400 masyarakat yang jomblo di Jepang diperintahkan berkumpul di kota Nagakute, Jepang untuk menghadiri acara perjodohan. Acara ini diselenggarakan demi mengatasi tentang resesi seks.
Untuk mencegah situasi tersebut, Pemerintah Prefektur Aichi bertindak dan menggelar acara perjodohan untuk masyarakatnya. Ini juga disebut sebagai salah satu perjodohan massal terbesar, Kawula Muda.
Melansir dari laman Mainichi, Selasa (07/03/2023), sejak tahun fiskal 2011, Prefektur Aichi sudah mengelola situs portal tempat orang-orang yang ingin menikah dapat menemukan informasi lewat acara ini.
Sayangnya, karena adanya pandemi Covid-19, jumlah pernikahan menurun seiring dengan turunnya pengguna portal.
Kemudian, dibuatlah survei lajang yang dilakukan oleh Prefektur Aichi 2018. Dalam survei mendapatkan sekitar 80 persen responden ingin menikah suatu hari nanti. Sisa responden lainnya di 40 persen, ingin tetap melajang karena belum menemukan pasangan yang tepat.
Acara perjodohan massal di Jepang ini diadakan secara gratis pada Oktober 2023 di Nagakute's Expo 2005 Aichi Commemorative Park. Peserta yang ikut adalah jomblo berusia 20 sampai 30 tahun yang tinggal, bekerja, atau belajar di Aichi.
Peserta jomblo nantinya akan menonton video untuk mempelajari percakapan dan tata krama yang bermanfaat sebelum dibagi menjadi kelompok kecil dan menemukan belahan jiwa mereka.
Nominal uang yang dikeluarkan untuk acara ini pun enggak main-main, Kawula Muda. Pemerintah Kota Aichi menganggarkan 9,77 juta Yen atau sekitar Rp 1,1 miliar.
Seorang pejabat prefektur menyatakan bahwa dengan tingkat kelahiran yang menurun, mereka "ingin membantu orang berpikir tentang pernikahan."
Jepang kini tengah dilanda tentang resesi seks. Pemerintah di Negara Sakura tersebut sedang berupaya keras untuk mengambil langkah dalam mengatasi masalah.
Resesi seks atau menurunnya hasrat kamu muda berhubungan seksual terjadi di Jepang, bahkan negara tersebut menjadi negara dengan tingkat kesuburan terendah secara global.
"Jumlah kelahiran diperkirakan turun di bawah 800 ribu tahun lalu," ujar Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida kepada anggota parlemen, mengutip dari laman Detik.
Kishida turut mengatakan bahwa pemerintah akan melakukan sejumlah langkah untuk mengatasi masalah resesi seks di Jepang. Mulai dari sosialisasi mengenai pentingnya membangun keluarga, menambah layanan penitipan anak, hingga mendorong work-life balance.