Kawula Muda, kalian sendiri udah punya berapa koleksi strap mask?
Masker merupakan satu barang yang wajib dikenakan di kondisi pandemi seperti sekarang ini. Sebagai upaya pencegahan virus corona, saat ini bahkan tempat-tempat umum tidak mengizinkan pengunjungnya untuk masuk jika tidak mengenakan masker.
Melihat hal tersebut, masker kini juga tumbuh sebagai suatu tren. Ketika awal pandemi, masker merupakan barang yang langka.
Namun, kini banyak variasi masker kain yang bisa jadi opsi. Selain munculnya berbagai jenis masker kain, salah satu inovasi yang ikut berkembang menjadi tren adalah tali masker atau biasa dikenal dengan strap mask.
Ada banyak variasi tali masker. Mulai dari yang berwarna-warni dengan banyak aksesori, atau justru yang sederhana dengan warna monokrom serta hiasan seadanya. Semua ada.
Tali masker digunakan untuk mengalungkan masker saat tidak ingin digunakan, sehingga tampak lebih praktis karena tidak perlu melepas pasang dan menyimpan masker untuk digunakan kembali.
Namun, penggunaan tali masker justru tidak disarankan oleh satgas Covid-19 karena justru bisa menyebabkan penularan virus corona jadi lebih tinggi.
Ketika masker sedang tidak digunakan dan dikalungkan di leher dengan tali masker, bagian dalam masker yang bersentuhan langsung dengan mulut dan hidung pemakainya, akan bersentuhan dengan baju.
Padahal, kita tidak bisa memastikan baju yang dikenakan akan terbebas dari virus setiap saat, terlebih ketika harus berkontak dengan banyak orang di suatu tempat.
Pasalnya, bagian dalam masker haruslah selalu steril karena itulah yang akan melindungi dari penyebaran virus.
Hal di atas didukung pula oleh perkataan Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Brigjen TNI (Purn) dr. Alexander K. Ginting, SpP(K).
Dalam konferensi pers Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dia mengatakan bahwa ketika kita menurunkan masker, maka bagian dalam masker akan langsung bersentuhan dengan baju atau hijab. Karena masker sebenarnya tidak boleh bersentuhan dengan lain-lain selain bagian tubuh.