Kira-kira sebungkus jadi berapa ya, Kawula Muda?
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan harga mi instan akan naik karena krisis gandum yang disebabkan oleh perang Rusia dan Ukraina. Sebelumnya, diketahui Ukraina adalah negara pengimpor gandum kedua terbesar untuk Indonesia dengan volume 2,76 ton atau sebesar 25,68 persen.
“Harga Super Mie, Indomie, tetek bengek mi-mi itu akan naik, enggak bisa dihindari,” tutur Moeldoko dalam Seminar Wawasan Kebangsaan: Strategi Pemerintahan Jokowi Menjaga Keseimbangan Stabilitas & Keterbukaan di Era Disrupsi Informasi mengutip Detik, Kamis (21/07/2022).
Sebagai informasi, perang antara Ukraina dan Rusia memang memicu krisis pangan di sejumlah negara. Pasalnya, kedua negara tersebut merupakan penghasil gandum terbesar di dunia dengan angka 30 hingga 40 persen dari kebutuhan dunia.
Namun, dikarenakan perang yang tidak berkesudahan, produksi pun berhenti sehingga menyebabkan kelangkaan gandum. Akibatnya, harga gandum kini melonjak tinggi.
Selain gandum, bahan pangan lainnya yang mengalami kelangkaan adalah pupuk. “Harga pupuk dunia dulu Ukraina, Belarusia 400 US Dolar per ton. Sekarang, kita harus impor dari Kanada harganya 900 US Dolar per ton. Dampaknya petani kita teriak karena harga pupuk mahal,” tambahnya.
Walau begitu, Moeldoko menyatakan pemerintah telah berusaha untuk meredam dampak tersebut. Namun, cepat atau lambat, kenaikan harga tersebut pasti akan dirasakan oleh masyarakat.
Sebelumnya, Presiden Indonesia, Joko (Jokowi) Widodo juga telah memperingatkan dampak perang tersebut kepada komoditas pangan masyarakat Indonesia.
“Hati-hati yang komoditas pangan dunia naik semua umpamanya gandum,” tutur Jokowi. Lebih lanjut, ia memperingatkan dampak kepada produk pangan gandum seperti roti dan mi instan.
“Karena apa? Ada perang di Ukraina. Kenapa perang di Ukraina mempengaruhi harga gandum? Karena produksi gandum 34 persen berada di negara itu. Rusia, Ukraina, Belarusia semua ada di situ. Di Ukraina saja ada stok gandum,” tambahnya.