Hai Kawula Muda, tetap jaga prokesnya ya!
Seolah tak pernah berhenti, virus corona SARS-CoV-2 terus bermutasi. Dari banyaknya mutasi yang muncul, beberapa di antaranya membuat gelombang dahsyat penambahan kasus Covid-19.
Delta adalah salah satu varian mutasi yang efeknya sangat memprihatinkan. Membuat gelombang dan korban hampir di seluruh negara di dunia.
Belakangan, dunia termasuk Indonesia tengah dihadapi dengan kehadiran Omicron. Dan, belum juga selesai perjuangan menghadapi varian yang disebut juga dengan BA.1, kini muncul lagi sub variannya.
‘Aktor’ baru itu adalah bernama “siluman” BA.2 atau yang juga dijuluki “Son of Omicron”. Dan kehadiran varian ini cukup mengagetkan dunia.
BA.2 mendapat julukan “son of Omicron” karena varian ini memiliki sebagian besar mutasei yang sama dengan varian Omicron.
Varian BA.2 disebut tidak memiliki banyak mutasi baru yang berpengaruh pada cara virus bekerja.
Sedangkan julukan “siluman” didapatkan sub varian ini karena BA.2 agak sulit dideteksi oleh beberapa alat tes Covid-19.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dan Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID), BA.2 sampai sejauh ini telah terdeteksi di 49 negara, dengan lebih dari 10.800 kasus yang dilaporkan.
Kasus infeksi sub varian BA.2 didominasi di negara-negara Eropa, salah satunya Denmark yang mencatat setengah kasus Covid-19 di negaranya dari sub varian ini.
Dilansir dari situs Pusat Medis Universitas Rochester, “Son on Omicron” menarik perhatian WHO karena memiliki beberapa mutasi baru di area genomnya yang mengkode protein spike, protein yang bekerja mengikat bagian luar virus dan memvbantunya memasuki sel inang.
Sub varian BA.2 disebut memiliki lebih dari 20 mutasi, dan sekitar setengahnya ada pada protein spike.
Vaksin Covid-19 yang ada saat ini menargetkan are genom yang mengontrol protein spike, sehingga mutasi pada area ini berpotensi membantu virus menghindari vaksin dan memasuki sel dengan lebih mudah.
Meski demikian, WHO masih belum menemukan alas an untuk memasukkan BA.2 ke dalam varian dalam pengawasan (varian of concern) atau bahkan varian yang diperhatian (varian of interest).
Hal ini dikarenakan belum ada bukti tentang peningkatan keparahan penyakit yang disebabkan BA.2.
BA.2 dipercaya pertama kali diidentifikasi di India dan Afrika Selatan pada akhir Desember 2021. Sub varian ini diyakini muncul dari mutase Omicron yang secara resmi dikenal sebagai BA.1.
Dikutip dari France24, varian Omicron lahir dari mutasi Delta.