Lagi ngadi-ngadi banget emang cuacanya, Kawula Muda! Stay safe ya :)
Wilayah Jakarta dan sekitarnya akhir-akhir ini diguyur oleh hujan deras. Bahkan, pada Sabtu (16/07/2022) kemarin, sejumlah wilayah Jakarta dilaporkan mengalami banjir.
Padahal, pada Juli hingga Agustus, cuaca di Indonesia sebenarnya telah memasuki musim kemarau. Lantas, mengapa malah turun hujan di musim kemarau?
Pertanyaan tersebut pun dijawab oleh Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Guswanto.
Mengutip IDN Times, disebutkan bahwa cuaca hujan memang berpotensi besar terjadi di berbagai wilayah Jakarta dan sekitarnya selama seminggu ke depan.
Hal tersebut terkait dengan masih aktifnya berbagai dinamika atmosfer skala global. Sebut saja fenomena La Nina dan Dipole Mode.
Fenomena La Nina adalah fenomena alam yang menjadi penyebab udara terasa lebih dingin. Fenomena ini pun turut memengaruhi curah hujan sehingga terjadi lebih tinggi.
Di sisi lain, Dipole Mode adalah fenomena yang terjadi akibat interaksi atmosfer laut yang terjadi di Samudra Hindia. Fenomena ini terjadi akibat adanya perbedaan suhu permukaan laut di Samudra Hindia di perairan pantai timur Afrika, dan sebelah barat Sumatera.
Akibatnya, terjadinya peningkatan curah hujan, terutama di wilayah Indonesia bagian barat.
“Adanya pola belokan angin dan daerah pertemuan serta perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di sekitar Sumatera bagian selatan dan di Jawa bagian barat juga mampu meningkatkan potensi pembentukan awan hujan di wilayah tersebut, didukung dengan anomali suhu muka laut positif yang dapat meningkatkan potensi uap air di atmosfer,” tutur Guswanto mengutip IDNTimes pada Senin (18/07/2022).
Selain kedua fenomena tersebut, potensi hujan juga semakin tinggi akibat terjadinya Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, serta gelombang Rossby, yang terjadi di waktu yang sama.