Coba ceritain pengalaman lo di Manggarai dong, Kawula Muda!
Sebagai stasiun pusat di ibu kota, Stasiun Manggarai kerap mendapat kritik dan keluhan dari masyarakat, terutama di jam-jam sibuk. Hal itu terkait dengan penumpukan penumpang yang tidak tanggung-tanggung sehingga masyarakat kerap berdesakan dan berlari untuk mengejar Kereta Rel Listrik (KRL).
Menghadapi keluhan tersebut, Direktur Utama Kereta Commuter Indonesia (KCI), Suryawan, angkat bicara. Menurutnya, KCI telah bekerja keras untuk melayani penumpang bak suami yang bekerja untuk sang istri.
"Ginilah semua tuh harus bisa menyadari. Pertama aku minta nih, ya, itu tadi hubungan suami istri. Kalau saya sama keluarga, perasaan saya ini sudah kerja udah siang malam kerja keras tetap aja salah sama istri saya, tapi kalau aku nggak pulang, dicari-cari. Paham ya," ungkap Suryawan kepada wartawan usai acara 'Ngobrol Santai: Pengembangan Stasiun Manggarai dan Program Motis 2023' di kantor Kemenhub, Jakarta, Senin (20/02/2023), seperti dilansir dari Detik.
Lebih lanjut, Suryawan menyebut stasiun tersebut memang melayani jutaan pelanggan Kereta Rel Listrik (KRL) setiap harinya. Ia juga menyebut masih bertahannya tarif KRL murah demi memenuhi kebutuhan transportasi publik masyarakat Jakarta setiap harinya.
“KRL itu ngangkut orang itu setiap hari, jutaan. Harganya murah, ya kan. Komplen terus-terusan, padahal kita usaha udah banyak loh,” lanjutnya.
Suryawan juga menyebut KCI tidak hanya berfokus kepada Stasiun Manggarai, tetapi juga harus tetap menata stasiun lainnya. Misalnya saja penataan Stasiun Bogor hingga Tebet.
Karena itu, ia berharap agar masyarakat tidak hanya melihat kesalahan dan kekurangan stasiun tersebut saja. Bagaimanapun, ia mengklaim, KCI telah berusaha dalam memberikan yang terbaik kepada penumpang.
“Bahkan tiketnya udah berapa tahun udah nggak naik-naik. Masa gara-gara hal kecil kayak kita nggak melakukan perbaikan, ya, jangan kayak gitulah yang baik," pungkasnya.
Sebagai pusat transit, Stasiun Manggarai memang akrab dengan kata ‘ramai’. Mengutip pantauan berbagai media, stasiun tersebut tidak pernah sepi. Bahkan, di luar jam pergi-pulang kerja, stasiun selalu saja ramai oleh lalu lalang pengunjung.
Hal ini pun menjadi masalah dan keluhkan oleh banyak pengguna di media sosial. Walau telah mengoperasikan 1.080 KAI setiap harinya di wilayah Jabodetabek, armada tersebut masih belum mencukupi kebutuhan penumpang terutama di waktu sibuk. Tak jarang, terdapat pula video yang memperlihatkan para anak kereta (Anker) yang berlari-lari demi mendapat tempat duduk di dalam KRL.
“Bangunan baru Stasiun Manggarai memang jelek sirkulasi pergerakan penumpangnya & kurang memadai juga kapasitasnya. Minimnya akses tangga & eskalator serta posisi tiang yg tidak semestinya malah membuat bottleneck pergerakan penumpang,” tulis salah satu pengguna Twitter dengan akun @gerbongbagasi.
“Ini pengalaman pertama di st manggarai. kaget si emg krna sepenuh itu, berasa ada di dlm film zombie,” balas pengguna lainnya.
Efek lainnya adalah meningkatnya jumlah barang penumpang yang tertinggal. Tercatat, sebanyak 4.984 barang penumpang tertinggal di kereta dan dimasukkan ke dalam database ‘Lost and Found’ pada periode Januari hingga Desember 2022.
Sebagai informasi, langkah ambisius memang tengah dijalankan pemerintah terkait bidang transportasi publik. Stasiun Manggarai digadang-gadang akan diremajakan demi menjadi stasiun pusat (central station) ibu kota.
Rencananya, Stasiun Manggarai akan menghubungkan KRL, Kereta Api (KA) jarak jauh, hingga KA bandara.
"Ini adalah central station yang mengintegrasikan angkutan dalam kota dan luar kota. Apa yang kita lakukan ini adalah harapan masyarakat banyak, karena harapannya jumlah penumpang yang sekarang ini sampai 1-2 juta, dengan moving block, kita harapkan menjadi 2 juta [per hari] di Jakarta," ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada konferensi pers di Stasiun Manggarai, Senin (26/12/2022) mengutip Bisnis.