Lagi-lagi karena lato-lato...
Dampak buruk kembali hadir dari permainan yang saat ini sedang digandrungi yaitu lato-lato. Seorang bocah di Kubu Raya, Kalimantan Barat harus menjalani operasi mata lantaran luka akibat serpihan pecahan mainan tersebut.
Peristiwa itu terjadi pada Selasa, 27 Desember 2022 saat AN bermain lato-lato di rumah temannya.
"Dari orang tuanya bilang dia main lato-lato di rumah temennya tiba-tiba pulang matanya sudah merah," terang Kadis Kesehatan Kubu Raya, Marijan, mengutip laman CNN Indonesia, Selasa (10/01/2023).
Marijan mengatakan, informasi dari orang tua korban saat memeriksa mata AN, terdapat serpihan yang masuk ke dalam matanya.
Orang tua AN kemudian langsung dilarikan ke RSUD Soedarso Pontianak. AN tidak bisa membuka mata sebelah kanannya saat diperiksa. Alhasil, bocah 8 tahun tersebut mendapatkan tindakan medis yaitu operasi.
"Jadi ada perlukan di bola matanya. Sehingga harus dioperasi dan dijahit tiga jahitan," lanjut Marijan.
Walaupun penglihatan mata sebelah kanan AN masih terganggu, kondisinya kian berangsur membaik, Kawula Muda.
Adanya permainan lato-lato membuat anak-anak bahkan orang dewasa senang memainkannya. Banyak pula masyarakat yang merasa terganggu karena suaranya yang dianggap berisik dan bisa melukai anak.
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi atau dikenal dengan Kak Seto angkat suara terhadap permainan lato-lato.
Menurutnya, permainan bola itu diharapkan tidak mengganggu fokus anak-anak dalam pembelajaran.
"Intinya kalau itu demi kepentingan terbaik bagi anak, hanya melindungi anak, justru (melarang) itu yang terbaik. Jadi konteksnya adalah demi perlindungan anak," kata Kak Seto, seperti pada laman Kompas.
Kak Seto melihat, permainan itu bisa menimbulkan bahaya apalagi sudah ada kasus celaka. Maka dari itu, Kak Seto mengusul cara lain agar anak-anak bermain lato-lato dengan aman yaitu dengan bahan yang tidak berbahaya.
Sebenarnya, Kak Seto melihat lato-lato adalah mainan yang punya sisi positif dalam perkembangan anak.
"Sisi positifnya itu bisa melatih ketangkasan fisik anak, kepercayaan diri, melatih sosialisasi, dan sebagainya. Tapi kalau apa pun sudah berlebihan, ya dilarang," katanya.
Dengan catatan, pengawasan orang tua jangan sampai lepas kepada anaknya yang gemar bermain lato-lato.