Hai Kawula Muda, ayo lawan dengan makin taat prokes ya!
Sebetulnya peristiwa bermutasinya virus adalah sebuah proses yang alami. Namun, jika yang bermutasi adalah virus yang menyebabkan kematikan jutaan orang di dunia, tentu hal yang biasa itu harus disikapi dengan waspada.
Termasuk yang telah terjadi pada virus SARS-CoV-2 menyebab Covid-19 yang diketahui telah bermutasi dan melahirkan beberapa varian baru. Bahkan beberapa varian baru tersebut dinyatakan jauh lebih menular.
Salah satu varian mutasi yang kini juga telah masuk Indonesia adalah varian B117 yang ditemukan pertama kali di Inggris. Ada beberapa varian lainnya yang juga telah dilaporkan terindentifikasi di beberapa negara di dunia.
Berikut ini, beberapa virus varian baru mutasi dari virus corona.
Varian baru virus corona yang dinamai B117 pertama kali terdeteksi pada Oktober 2020 oleh Covid-19 Genomics UK (Cog-UK).
B117 ditemukan dalam dua sampel yang dikumpulkan dari Kent di London, Inggris, pada 20 dan 21 September 2020. Pada November 2020, sekitar seperempat kasus Covid-19 di London adalah varian jenis ini.
Ahli virologi menduga, beberapa mutasi terjadi pada pasien dengan sistem kekebalan yang sangat rendah sehingga memungkinkan terkena virus selama berminggu-minggu dan kemudian menginfeksi orang lain.
Pusat Pengendalian dan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyebut, varian ini menyebar 70 persen lebih cepat dibanding varian lainnya.
Pakar penyakit menular di AS, dr Anthony Fauci mengatakan bahwa penyakit ini bisa menjadi strain dominan di AS pada Maret 2021.
Pada 23 Februari 2021, ada 1.881 kasus varian B117 yang dilaporkan di AS. Varian ini juga telah menyebar di lebih dari 70 negara di dunia.
Varian Afrika Selatan yang dikenal sebagai B1351 disebut memiliki mutasi yang sama dengan strain Inggris. Data menujukkan, mutasi virus corona Afsel ini muncul pertama pada Oktober 2020 dan pasa saat itu sudah menyebar di negara lain, termasuk AS.
Pada akhir Januari 2021, CDC mengonfirmasi dua kasus di Carolina Selatan. Adanya varian ini membuat kemungkinan terjadinya infeksi ulang.
Sebuah studi vaksin di Afsel menemukan 2 persen orang yang pernah terinfeksi virus corona telah terinfeksi ulang dengan suatu varian. Sejauh ini, varian Afsel telah terdeteksi di 14 negara bagian AS.
Varian virus corona asal Brasil yang dikenal sebagai P1 pertama kali terdeteksi pada pertengahan Januari lalu pada pendatang Jepang dari negara bagian Amazonas di Brasil.
Menurut CDC, varian ini tampaknya memiliki mutasi yang meningkatkan kekhawatiran tentang penularan dan potensi infeksi ulang.
Dilaporkan, kota terbesar di wilayah Amazon, Manaus, mengalami lonjakan kasus pada Desember 2020. Meskipun 75 persen populasi tersebut sudah terinfeksi pada Oktober 2020.
Sementara di AS, telah dilaporkan lima kasus varian Afsel, yakni di Minnesota, Oklahoma, Maryland, dan Florida.
Sebuah strain baru yang dikenal sebagai CAL.20C, disebutkan telah menyumbang setengah kasus virus corona Covid-19 di California Selatan.
Menurut penelitian Cedars-Sinai Medical Center in LA yang meneliti varian ini, para peneliti awalnya melihat 10.000 sampel Covid-19 pada Maret 2020 dan menemukan sampel paling awal dari strain ini pada Juli 2020.
Kemudian pada pertengahan Februari 2021, para peneliti juga telah menemukan CAL.20C di 19 negara bagian, Washington DC, dan 6 negara asing. Data tersebut menunjukkan bahwa varian CAL.20C bisa lebih mudah menyebar dibanding strain lain.
Sementara itu, di Ohio, para penliti di Wexner Medical Center Columbus juga telah menemukan dua galur baru SARS-CoV-2.
Para peneliti masih melacak prevalensi keduanya, tetapi mereka telah menemukan bahwa salah satu strain menjadi dominan di Columbus, Ohio, selama tiga minggu antara Desember 2020 dan Januari 2021 dan mencurigai kemungkinan lebih menular.