STOP BULLY!
Siswa Sekolah Dasar (SD) di SDN 09 Jatimulya Bekasi, Fatir Arya Adinata (12) dikabarkan menjadi korban bullying atau perundungan yang berakibat fatal hingga kaki anak laki-laki tersebut harus diamputasi.
Tindakan bullying yang diterima oleh Fatir terjadi pada bulan Februari 2023 lalu yang mengakibatkan kaki anak tersebut mengalami memar, sulit berjalan hingga didiagnosis mengalami kanker tulang akibat dari benturan keras dan menjalani operasi amputasi kaki.
Diana Novita, ibu dari Fatir mengonfirmasi luka tersebut yang membuat anaknya kehilangan kaki.
"Iya Fatir memang kanker, iya ada (penjelasan dokter) pemicunya karena terjatuh, benturan," kata Diana melansir Kumparan.
Menurut keterangan yang dirangkum Prambors, pada bulan Februari 2023 lalu, Fatir sempat keluar kelas untuk jajan bersama teman-temannya. Di perjalanan, terjadi aksi sleding atau menyelengkat kaki yang dilakukan teman Fatir.
Fatir yang terjatuh sempat diejek oleh teman-temannya yang berjumlah lima orang.
"Ketika jatuh Fatir mulai dibully, maksudnya 'Jangan Nangis' apa 'Enggak usah ngadu sama mama' 'Enggak usah ngadu sama guru' gitu, lalu ditinggalkanlah Fatir sendiri mereka lanjut jajan," jelas Diana.
Setelah itu, teman-teman Fatir meninggalkannya. Kaki Fatir mendapatkan memar setelah jatuh. Tiga hari kemudian, ia merasakan sakit di kakinya. Walau kala itu ia masih bisa beraktivitas dan datang ke sekolah, rupanya kondisi kaki Fatir tak kunjung membaik.
Proses penyembuhan kaki anak berusia 12 tahun tersebut cukup panjang.
Awalnya pihak keluarga membawa Fatir ke klinik untuk diberikan obat pereda nyeri. Tetapi karena Fatir masih merasa sakit, akhirnya kaki Fatir dirontgen dan hasil dari MRI rumah sakit mendiagnosis adanya infeksi dalam di kaki Fatir.
Pada bulan Agustus, dokter menyatakan Fatir harus menjalani operasi untuk amputasi kaki karena kondisi kesehatan Fatir yang menurun sejak kejadian tersebut.
"Pengobatan Fatir lumayan panjang ya, sampai di titik diamputasi itu. Fatir baru kemarin keluar dari HCU, sekarang sudah di ruang rawat, kondisinya masih belum stabil, demamnya masih naik turun, masih nyeri hebat, dan belum bisa diajak ngomong, karena lebih banyak tidur dan masih di bawah pengaruh obat," tutur ibu Fatir.
Pihak keluarga menyebutkan bahwa anak laki-laki tersebut awalnya tidak memberi tahu orang tua karena merasa takut. Bahkan ia sampai meminta ibunya untuk berjanji tidak memarahinya sebelum ia bercerita dengan detail apa yang terjadi di sekolah.
"Tadinya dia enggak mau ngomong, dia bilang 'mamah janji dulu ya jangan marah mamah janji ya' seperti kaya orang ketakutan, saya takutin jatuh di tangga atau apalah, ternyata Fatir cerita saya kaget lah sampai seperti itu," ujar Diana.
Dilansir dari IDN Times, Wakil Kepala Sekolah SDN Jatimulya 09 Bekasi, Sukaemah, membenarkan Fatir selaku murid di sekolah tersebut sempat terjatuh.
Tetapi, Sukaemah menyebutkan bahwa kejadian tersebut hanyalah sebatas bercandaan anak-anak.
"Mereka bercanda-bercanda, main terus jajan, jadi kalau untuk perundungan kayanya terlalu jauh untuk dirundung, ini mereka jajan, bercanda, selengkatan kaki satu orang ke F jatuh gitu," katanya kepada wartawan, Selasa (31/10/2023).
Menurut pihak sekolah, tidak adanya perundungan di sekolah mereka karena tidak pernah menerima laporan terkait hal tersebut.
"Nah yang dikatain itu semacam apa ya, kan saya di kelas terus. Kalau ada perundungan, ada bully anak-anak pasti lapor," ungkapnya.
"Tapi kalau bercanda-canda 'haa elu jelek lu' mungkin ya namanya anak-anak udah kelas 6, itu udah biasa kayanya, mungkin menurut F lain lagi kayanya ya," lanjut Sukaemah.
Kini, Fatir masih menjalani perawatan secara intensif di RS Kanker Dharmais Jakarta karena kondisinya belum stabil.
Sedangkan pihak keluarga Fatir sudah membuat laporan ke Polres Metro Bekasi atas kasus dugaan perundungan yang diterima oleh Fatir.