Semoga kondisinya membaik ya, Kawula Muda!
Seorang mahasiswa bernama Sultan Rifat Alfatih kini tidak bisa berbicara dan makan seperti biasa akibat terjerat kabel fiber optik di Jalan Antasari, Jakarta Selatan.
Meski kejadian tersebut sudah terjadi sejak tujuh bulan lalu, peristiwa ini kembali menjadi sorotan.
Mahasiswa Universitas Brawijaya berusia 20 tahun tersebut mengalami insiden terjerat kabel fiber optik di Jakarta Selatan pada 5 Januari 2023 lalu.
Insiden yang terjadi di malam hari ini berawal ketika kabel fiber optik yang menjuntai membuat arus lalu lintas tersendat.
Pada awalnya, kabel fiber optik tersebut tersangkut di atas mobil jenis SUV yang berada di depan Sultan. Setelah mobil melaju, kabel menjuntai yang tersangkut di bagian atas mobil tersebut terlontar ke arah Sultan.
Sultan seketika terpental dari motor dan tidak sadarkan diri. Setelah dibawa teman-teman dan warga sekitar, Sultan dilarikan ke rumah sakit (RS) terdekat, yakni RS Fatmawati.
Selama tiga hari dirawat di RS Fatmawati, Sultan tidak sadarkan diri dan menjalani beberapa tindakan operasi akibat insiden tersebut.
Selang dua bulan setelah kejadian, Sultan pulang ke rumah dengan kondisi yang mengkhawatirkan.
"(Saat ini) sama sekali tidak bisa bicara, tidak bisa makan minum secara normal," ucap Fatih, ayah Sultan mengutip Detik pada Selasa, (01/08/2023).
Efek jeratan kabel fiber optik tersebut diketahui membuat tenggorokan, saluran napas, dan saluran makan putus, menurut keterangan ayah Sultan.
Selain itu, Sultan juga kesulitan untuk menelan air liurnya atau batuk secara normal. Bahkan, jika batuk, Sultan akan mengeluarkan darah dari lubang tenggorokannya.
Selama 7 bulan, Sultan bertahan hidup menggunakan alat bantu napas dan juga menggunakan selang untuk makan dan minum. Sedangkan untuk berkomunikasi, mahasiswa itu memanfaatkan ponsel untuk mengirim teks atau menggunakan bahasa isyarat sebisanya.
Berat badan Sultan juga turun drastis akibat hanya bisa mengonsumsi susu dan makanan cair yang menjadi asupannya.
Terbaru, pada Rabu (26/07/2023) Sultan dilarikan kembali ke RS Cipto Mangunkusumo karena ada pendarahan di tenggorokannya. Tidak hanya itu, paru-parunya juga terendam air sehingga harus mendapatkan perawatan insentif di rumah sakit.
Setelah kejadian, pihak keluarga Sultan melakukan investigasi mandiri dan berhasil mengontak perusahaan kabel fiber optik tersebut yang berada di Jakarta Pusat.
Pihak kabel fiber optik tersebut pun mengirimkan 3 orang perwakilan ke rumah Sultan untuk mengecek kondisi Sultan. Pihak perusahaan kabel fiber optik tersebut mengaku prihatin dan berjanji bertanggung jawab.
Meski begitu, melansir Kumparan, hingga saat ini perusahaan tersebut belum melakukan realisasi apa pun meski pihak keluarga masih mengedepankan penyelesaian secara kekeluargaan.
Pasalnya, pihak keluarga merasa terhina atas sikap perusahaan yang hanya mengirim utusan dan pengacara saja, Kawula Muda.
"Yang ngomong adalah lawyer tapi tidak melihat kondisi anak saya, langsung one time payment aja," kata Fatih melansir Tempo.
PT. BT selaku perusahaan pemilik kabel fiber optik tersebut mengaku sudah menawarkan bantuan kepada Sultan. Namun, bantuan biaya perawatan tersebut ditolak akibat kurang etis.
“Padahal menurut pihak provider itu angka sudah cukup besar, sedih saya dikatain begitu, marah sekali," tuturnya menambahkan.
Menanggapi hal ini, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi mengatakan jika kasus ini harus diselesaikan.
"Saya minta fiber optik, galian kabel, harus rapi, saya minta dinas terkait seperti apa," kata Heru Budi melansir Detik.
Saat ini, banyak pihak mendesak Heru Budi untuk turun tangan membantu Sultan, sebab apa yang dikatakan Heru Budi dinilai normatif, Kawula Muda.
Tidak hanya itu, pihak keluarga juga berencana melaporkan perusahaan kabel fiber optik PT. BT ke Polda Metro Jaya, melansir Kompas.