Berguna banget sih ini, Kawula Muda!
Kominfo baru mengenalkan Sistem Nasional Peringatan Dini Kebencanaan (SNPDK), Kawula Muda.
Sistem ini memungkinkan masyarakat dapat info soal bencana cuma dalam waktu tiga menit setelah kejadian.
Jadi, semakin cepat orang dapat peringatan, makin besar peluang untuk menyelamatkan diri.
Menteri Kominfo, Budi Arie Setiadi, juga menjelaskan kalau penting banget buat punya kolaborasi kuat antara kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah.
Sistem ini bukan cuma sekadar teknologi, tapi juga usaha bareng buat mengurangi jumlah korban.
"Teknologi ini buat ngurangin korban bencana. Gempa tetap ada, kita nggak bisa cegah. Tapi yang penting, korban harus bisa diminimalisir," ucap Menkominfo Budi Arie dalam Siaran Pers nomor 626, Sabtu (05/10/2024).
Sistem nya yaitu Early Warning System (EWS) dan Disaster Prevention Information System (DPIS), dirancang buat kasih info soal bencana ke masyarakat lewat layanan telekomunikasi dan siaran digital.
DPIS sendiri adalah sistem peringatan dari Jepang yang dikasih ke Indonesia. Sistem ini bisa berikan peringatan dini langsung ke smartphone dan TV digital, bahkan dalam waktu kurang dari 3 menit.
Pemerintah juga punya tanggung jawab besar buat melindungi warga dari bencana yang sering melanda Indonesia.
"Ini bagian dari tugas pemerintah buat ngelindungin masyarakat dan mengurangi korban bencana," jelasnya.
Nantinya, lewat smartphone, bakal ada SMS yang isinya peringatan dan info soal bencana yang lagi terjadi.
Sistem ini cuma kirim SMS, tapi juga bakal ngeluarin suara alarm yang nggak bakal mati sampai pengguna HP matiin peringatan itu. Jadi, pastinya bikin pengguna langsung sadar ada bahaya.
Biar tidak spam, peringatan ini cuma dikirim ke smartphone yang lagi ada di area bencana, jadi yang tidak kena bencana nggak bakal menerima notifikasi.
Di TV, sistem ini bakal menampilkan visual peringatan level waspada, siaga, dan awas. Warna hijau buat waspada, kuning buat siaga, dan merah buat awas.
Daryono, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, menjelaskan soal level-level ini, terutama buat tsunami.
"Kalau waspada, tsunaminya kurang dari setengah meter. Siaga antara setengah sampai tiga meter. Kalau udah awas, lebih dari tiga meter, bisa sampai lima puluh meter, dan peringatan itu pasti muncul di TV," terang Daryono.
Buat memperkuat penyebaran info peringatan dini, Kementerian Kominfo kerjasama sama banyak pihak, kayak BMKG dan operator seluler, supaya informasi bisa sampai ke masyarakat secepat mungkin.
Daryono juga bilang, sistem ini penting banget karena Indonesia ngalamin lebih dari 8,000 gempa setiap tahunnya, dan sekitar 15 di antaranya punya potensi merusak. Selain itu, Indonesia juga rawan banget sama tsunami.
Bukan cuma gempa dan tsunami, sistem peringatan dini ini juga bakal mencakup berbagai bencana alam lain, kayak letusan gunung berapi, banjir, hingga badai.
Jadi, pemerintah memang butuh sistem yang cepat dan akurat buat ngasih info soal bencana alam, biar masyarakat bisa segera siap-siap dan resikonya bisa diminimalisir.