KLHK Tidak Terima Jakarta Disebut Kota Polusi Udara Tertinggi di Dunia

Katanya, jangan mengacu satu atau dua sumber informasi saja!

Polusi Udara Kota Jakarta (INSTAGRAM/pakindro)
Tue, 15 Aug 2023

Sigit Reliantoro selaku Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengungkapkan bahwa dirinya tidak terima Jakarta disebut sebagai kota dengan tingkat polusi udara tertinggi di dunia.

Dilansir dari CNN Indonesia, Sigit pun tidak terima bahwa Jakarta disebut kota dengan tingkat polusi tertinggi di dunia dan menurutnya, itu merupakan pembingkaian atau framing yang keliru dan perlu diluruskan.

Selain itu dirinya mengklaim dari tahun 2018 hingga 2023, kondisi kualitas udara di Jakarta sudah masuk ke dalam kategori baik dan sedang.

(KLHK) menggelar media briefing Kualitas Udara di Wilayah Jabodetabek, Minggu, 13 Agustus 2023. (Beritasatu.com / Maria Gabrielle)

 

“Kalau kita lihat mulai tahun 2018 sampai dengan 2023 itu sebetulnya kondisi di Jakarta itu lebih banyak di antara baik dan di sedang ya. Bahkan pada waktu covid dan pra covid lebih banyak udara dalam kondisi baik,” ujar Sigit dalam keterangannya melalui YouTube KLHK.

Menurutnya, pengukuran kondisi kualitas udara di Jakarta jangan hanya mengacu pada satu atau dua sumber saja. Dirinya menyebut ada metodologi dan kriteria ideal untuk mengukur kondisi kualitas udara.

Berdasarkan data dari Index Visual Map (IVP) yang dibagikan oleh Sigit, data tersebut memperlihatkan nilai kebalikannya, bahwa Jakarta bukanlah kota paling berpolusi di dunia. 

“Jadi pada waktu di Jakarta itu [skor PM2.5] 119, ada di Kopenhagen itu 500, di Alaska terjadi kebakaran hutan 200, dan juga China 262, ada 208 di India, dan bahkan di Eropa ada satu kota di Spanyol 272,” ungkap Sigit.

Polusi Udara Kota Jakarta (INSTAGRAM/pakindro)

Namun, dilihat dari data yang disarankan IVP saat ini, real time AQI per Selasa (15/08/2023) di Bundaran HI memiliki 126 AQI (tidak sehat untuk kelompok sensitif) dan di Jakarta Pusat memiliki 154 AQI (tidak sehat). 

Data dari IQAir juga menyebutkan kualitas polusi Jakarta juga sama-sama dalam kategori tidak sehat, dengan tingkat 167 AQI US. 

Walaupun begitu, Sigit mengakui memang adanya peningkatan pencemaran udara di kota Jakarta, yang tidak lepas dari kontribusi debu dan masifnya penggunaan transportasi pribadi.

"Ini ada korelasinya artinya faktor debu juga memberikan kontribusi terhadap indeks kualitas udara di Jakarta," ucap Sigit.

"Karena ada efek kendaraan bermotor kemudian tidak bisa bergerak ke mana-mana maka konsentrasi pencemaran udaranya meningkat bahkan bisa 10 kali dari kondisi yang ada," lanjutnya.

Index Visual Map (IVP) Jakarta Central Indonesia (AQICN)

 

Dilansir dari IQAir, Per Kamis (10/08/2023) Jakarta memang menjadi kota negara yang menduduki peringkat satu dengan kualitas polusi udara terburuk dengan 163 AQI US. Sedangkan Senin (14/08/2023) lalu, Jakarta sempat menduduki peringkat ke-9 dengan 102 AQI US.

Namun, data dari IQAir per hari ini, Selasa (15/08/2023), Jakarta naik ke peringkat kedua dengan 167 AQI US.

Berita Lainnya