Patut ditiru banget, Kawula Muda!
Kisah inspiratif datang dari Irawati Puteri, alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia yang berhasil lolos mendapatkan beasiswa ke Stanford University.
Kisah Irawati mencuri perhatian banyak pihak ketika dirinya menceritakan bahwa ia berasal dari keluarga yang kurang beruntung, bahkan ia pernah bekerja sebagai Sales Promotion Girl (SPG) nugget di Pekan Raya Jakarta (PRJ) untuk membayar kontrakan, Kawula Muda.
Irawati juga mengatakan, bahwa dirinya belajar bahasa Inggris secara otodidak karena saat itu, uang yang ia miliki tidak cukup untuk digunakan untuk mengikuti kursus. Bahkan, ia juga sempat mengajar untuk menambah pemasukannya.
“aku dr org susah banget, aku ngajar supaya bisa biayain keluargaku dan kuliah. waktu diterima di Hukum UI, aku tetep lanjut ngajar. ngajar adalah bagian besar dr hidup aku, hence aku pilih lanjut karir dan master di bidang pendidikan,” tulis Irawati mengenang perjuangannya mengutip Twitter @irawatiputeri.
Tidak hanya sebagai SPG nugget dan mengajar, Ira juga pernah bekerja sebagai pembawa acara hingga membuka jasa terjemahan.
Dengan terharu, wanita yang akrab disapa Ira ini tengah mempersiapkan diri untuk melanjutkan studi S2 di Universitas Stanford. Melalui surat penerimaan Universitas Stanford, Irawati mengambil program master di bidang Analisis Kebijakan Pendidikan Internasional. Ia menjadi salah satu yang beruntung untuk menempuh kuliah di Stanford dengan biaya beasiswa dari Pemerintah Indonesia melalui LPDP.
Irawati yang sejak duduk di sekolah menengah sudah menjadi tulang punggung keluarga mengatakan, jika awalnya ia terjun ke dunia pendidikan semata-mata hanya untuk memenuhi kebutuhannya yang kurang saat itu.
Tidak disangka, melalui kegiatan mengajarnya, ia jatuh cinta kepada dunia pendidikan, Kawula Muda.
Hal itu yang membuat dirinya ingin berfokus di bidang pendidikan. Terlebih, essay yang ia tulis dan meloloskannya ke Stanford juga berbicara mengenai pendidikan.
Ira bertekad untuk membuat kebijakan pendidikan yang lebih berfokus pada masyarakat marginal. Ia juga akan berusaha untuk menggabungkan keilmuannya di bidang hukum untuk membuat kebijakan pendidikan yang berkualitas, mengerti konsep ketidakadilan dan kemiskinan struktural, multi disiplin, research-based, dan menyentuh sampai ke akar rumputnya.
Bangganya lagi, jurusan tersebut hanya menerima 20 orang per angkatan dari seluruh dunia dan Ira adalah mahasiswi Indonesia pertama yang diterima di jurusan tersebut. Keren banget!
Usaha Ira untuk bisa masuk ke universitas impiannya bukan hal yang mudah, Kawula Muda. Dimulai sejak Januari 2022, ia mulai gencar mengurus persyaratan untuk mendapatkan beasiswa.
"Jadi aku siapin S2 barengan dengan siapin LPDP. Kalau misalnya aku sembarangan apply S2 tapi belum dapet funding-nya, itu jadi berisiko banget buat aku, nanti kalau tidak bisa bayar bagaimana," paparnya mengutip Kompas.
Ira bahkan mendapat rekomendasi dari Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Makarim. "Minta rekomendasi salah satunya dari Mas Menteri. karena aku kerja dengan inisiatif beliau di GovTech Edu Indonesia," ujarnya.
Sebelum lolos ke Stanford University, Ira juga menawarkan beberapa bantuan secara gratis bagi para pejuang beasiswa, misalnya dengan mendirikan sejutacita.id dan estafetkebaikan.id.
Tidak berhenti sampai di situ, Ira membuka pintu yang lebar bagi siapa saja yang membutuhkan jawaban mengenai beasiswa.
“kalau ada yg mau tanya2 atau mau daftar juga, please jangan ragu tanya aku aja! pasti aku bantuin! I will #payitforward!” Tulis wanita tersebut.
Selain lolos ke Stanford, beberapa universitas dunia juga diketahui menerima lamaran beasiswa Ira, Kawula Muda. Sebut saja Berkeley Law, Cornell Law School, University of Pennsylvania Carey Law School, dan University of Michigan Law School.
Selamat untuk Irawati Puteri!