Hai Kawula Muda, ayo bangkit para mahasiswa Indonesia!
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mencari 3.000 mahasiswa untuk mengikuti Program Bangkit 2021.
Dengan menggandeng sejumlah mitra, seperti Google, Gojek, Traveloka, dan Tokopedia serta mitra unggulan lainnya, Program Bangkit dihadirkan untuk mengasah kemampuan teknologi mahasiswa dan pengembangan karier para mahasiswa di bidang teknologi.
Dilansir dari laman dikti.kemendikbud.go.id, tahun ini, selain kurikulum machine learning, Program Bangkit juga menawarkan dua topik pembelajaran, yaitu pemrograman dengan pengembangan Android dan dasar-dasar Cloud dengan fokus pada Google Cloud Platform.
Di setiap jalur pembelajaran, peserta juga akan diajarkan tentang keterampilan penting yang berguna untuk mengembangkan karier masa depan mereka, seperti design thinking, kepemimpinan, komunikasi, entrepreneurship, dan keterampilan presentasi.
Dirjen Dikti Kemendikbud Prof Nizam melalui laman YouTube Ditjen Dikti dalam pembukaan Bangkit 2021, Senin (15/2/2021), mengatakan bahwa tahun ini jumlah mahasiswa yang dipilih jauh lebih banyak dibanding tahun sebelumnya.
“Pada 2020, jumlah peserta yang mendaftar sebanyak 2.500 peserta dan yang diterima sebanyak 300 mahasiswa yang menyelesaikan program. Pada tahun ini, kita tingkatkan dari 40.000 peserta yang mendaftar akan terpilih sebanyak 3.000 mahasiswa,” kata Prof Nizam.
Mahasiswa yang tergabung dalam program ini nantinya bakal diperkenalkan dengan teknologi artifisial intelligence (AI) termasuk dikenalkan pada mesin teknologi perusahaan digital di Indonesia.
Dengan mengikuti program ini dapat diakui sebagai kegiatan belajar mahasiswa yang setara dengan 20 SKS (satuan kredit semester).
Prof Nizam menegaskan, mahasiswa Indonesia harus banyak belajar dari perusahaan berstatus unicorn dan decacorn milik Tanah Air tersebut.
Mantan Dekan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada itu juga menambahkan, kemampuan teknologi digital terbukti telah mampu melahirkan perusahaan rintisan yang berkembang pesat.
Dari 10 perusahaan dengan kategori Decacorn, lima di antaranya berasal dari Indonesia.
“Karena lewat perusahaan teknologi digital ini Indonesia berpeluang menghasilkan ekonomi baru senilai 360 miliar US dollar. Dan itu mampu menyumbang lebih dari 50 persen untuk pertumbuhan AI di Asia Tenggara,” ujarnya.
Bagi yang peserta terbaik yang terpilih, nantinya, akan diberikan pendalaman dan pelatihan lanjutan di Stanford University, Amerika Serikat.
“Para peserta terbaik akan mendapatkan pelatihan dari Stanford University melalui program khusus yang disiapkan di 15 perguruan tinggi kita. Jadi, silakan menyiapkan diri sehingga bisa menghasilkan yang terbaik lewat Bangkit 2021,” jelasnya.
Nah, tunggu apa lagi, silakan meluncur ke laman kemendikbud ya.